“Mungkin terlambat ditangani sehingga berakibat fatal,†katanya.
Menurutnya, insiden di Tlogodringo murni tanggung jawab penyelenggara. Pihaknya sekadar memberi izin lokasi penyelenggaraan kegiatan survival. Lagipula, tidak selayaknya orang kurang berpengalaman beraktivitas di sana selama berhari-hari.
“Itu bukan tempat wisata. Tapi lokasi diklat SAR. Sekitar 100 organisasi berkegiatan itu selama setahun terakhir,†katanya.
Cuaca di lereng Lawu yang sulit diprediksi menyulitkan pihaknya memastikan kondisi lapangan. Tak jarang pemohon izin pemakaian lahan beraktivitas tak sesuai jadwal yang disetujui Perhutani.
“Bulan ini memasukkan surat, berangkatnya baru bulan depan. Semacam ini banyak. Kami juga tidak tahu bagaimana cuaca bulan depan. Makanya itu jangan lepas koordinasi dengan petugas KPH,†katanya. (R-10)