Bagas Windaryatno, mengatakan, sektor pertanian masih menjadi andalan daerah hingga pusat. Sebab hasil panen padi yang didapat jumlahnya melimpah dan mampu memenuhi kebutuhan pangan.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo pada tahun 2023 ini tetap optimis mampu surplus beras. Hal itu didukung dengan luasan lahan dan kemajuan pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
"Meski kondisi sekarang cuaca sangat panas ekstrem karena pengaruh fenomena alam El Nino namun kami tetap optimis hasil panen padi melimpah dan surplus beras," lanjutnya.
Hasil panen padi tersebut digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras di Kabupaten Sukoharjo dan Solo Raya. Selain itu beras juga dikirim ke sejumlah daerah untuk membantu pasokan pangan di provinsi dan pusat.
Data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dalam dua tahun terakhir terhitung 2021 dan 2022 Kabupaten Sukoharjo mampu surplus beras. Keberhasilan tersebut terjadi bahkan bersamaan saat pandemi virus Corona.
Bagas menjelaskan, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat stok beras di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021 sebanyak 184.449 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat di Kabupaten Sukoharjo hanya 80.217 ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 104.232 ton.
Bagas menambahkan, Kabupaten Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jawa Tengah. Meskipun terdampak Pandemi Covid-19 dan anomali iklim, Kabupaten Sukoharjo masih mampu surplus beras sebesar 138.000 ton beras di tahun 2022. Sedangkan realisasi produksi padi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 sebesar 308.688 ton GKG (Gabah Kering Giling) dengan produktivitas rata-rata sebesar 64,03 kuintal/hektar GKG. (Mam)