Berdasarkan data kejadian bencana di Kabupaten Sukoharjo dari Bulan Januari – Oktober 2024 telah terjadi bencana angin kencang sebanyak 19 kali, banjir 4 kali, tanah longsor 2, dan Kebakaran Hutan dan lahan 19 kali dengan taksiran kerugian sebesar Rp 402.300.000.
Dibandingkan dengan kejadian bencana tahun 2023, jumlah bencana ini sedikit meningkat, namun kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan lebih kecil dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp 1.174.750.000. Hal ini sebagai peringatan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana pada musim hujan saat ini.
Prakiraan dari BMKG saat ini sudah memasuki musim hujan Tahun 2024/2025, perlu diwaspadai adanya masa transisi/pancaroba yang berakibat terjadinya cuaca ekstrem ditandai dengan hujan deras disertai petir dan angin kencang.
Sedangkan puncak musim hujan jatuh pada bulan Januari hingga Februari 2025, dimungkinkan akan terjadi hujan lebat yang berakibat terjadinya banjir, tanah longsor dan angin kencang.
"Apel siaga bencana dimaksudkan untuk melihat kapasitas kita dalam antisipasi terhadap dampak yang mungkin timbul dalam musim penghujan saat ini dan menyikapi perkembangan kebencanaan akhir-akhir ini sesuai prakiraan BMKG tersebut, agar semua elemen masyarakat, baik itu jajaran pemerintah daerah sampai pemerintah desa/kelurahan, TNI/POLRI, warga masyarakat dan relawan selalu meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan dan dalam setiap penanganan bencana agar selalu bersinergi dan berkoordinasi, mengingat bencana adalah urusan bersama, yang tujuan utamanya adalah untuk melindungi masyarakat dari berbagai bencana," ujarnya.
Dalam kesempatan ini kami menghimbau kepada peserta apel serta seluruh masyarakat Kabupaten Sukoharjo hal-hal sebagai berikut, Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Melakukan kegiatan gotong royong untuk pengurangan risiko bencana antara lain dengan kegiatan membersihkan saluran air, menanam tumbuhan berakar kuat, susur sungai, melaporkan setiap potensi bencana, menyiapkan tempat untuk evakuasi, dan pengecekan kekuatan rangka rumah serta menutup rekahan tanah apabila ada di lingkungan masing-masing. Menggiatkan kembali siskamling untuk antisipasi terjadinya bencana serta untuk menjaga keamanan dan ketentraman. (Mam)