KRjogja.com - KARANGANYAR – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (18/10/2025) sore, menyebabkan bangunan joglo di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Fathul Ilmi, Dusun Randusari, Desa Wonosari, ambruk. Sebanyak 14 santri dan seorang ustazah tertimpa reruntuhan saat tengah belajar mengaji.
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 18.40 WIB, tak lama setelah para santri melaksanakan salat Magrib berjemaah. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut disertai hembusan angin kuat membuat struktur kayu joglo semi permanen berukuran 8 x 10 meter itu tak mampu bertahan. Dalam hitungan detik, bangunan ambruk menimpa belasan santri yang masih berada di dalamnya.
Kepala Desa Wonosari, Didik Sutarto, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, seluruh korban telah dievakuasi warga dengan dibantu aparat kepolisian dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar.
Baca Juga: Berselancar Bersama Ilmu Sosial
“Benar, joglo tempat TPQ ambruk. Korban sudah dievakuasi. Lima santri dirawat di Rumah Sakit dr. Oen Solo Baru dengan luka di bagian kepala dan menjalani pemindaian (scan). Sembilan lainnya sudah pulang setelah mendapat perawatan di Klinik Ibu Ning Jeruksawit,” kata Didik, Sabtu malam.
Menurut Didik, bangunan joglo tersebut merupakan tempat kegiatan rutin TPQ Fathul Ilmi yang berdiri di atas tanah wakaf. Saat kejadian, kegiatan mengaji hampir selesai, dan anak-anak bersiap menunaikan salat Isya berjemaah.
“Anak-anak baru bersiap salat Isya berjemaah, tiba-tiba angin datang kencang dan bangunan langsung roboh. Untung warga sekitar cepat menolong, sehingga para santri bisa segera dievakuasi,” ujarnya.
Selain menimpa para santri, satu orang ustazah juga mengalami luka akibat tertimpa bagian atap joglo. Seluruh korban luka telah mendapat penanganan medis.
Baca Juga: Transformasi Digital Berbasis Data
Petugas BPBD Karanganyar dan Polsek Gondangrejo langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan warga. Mereka mengevakuasi korban, membersihkan sebagian puing, serta memastikan tidak ada santri yang tertinggal di bawah reruntuhan.
Camat Gondangrejo, Sriyono Budhi Santoso, yang turut memantau penanganan di lapangan, menjelaskan bahwa joglo tersebut merupakan bangunan semi permanen dari kayu jati dan genting tanah liat. Meski tidak berpondasi beton, bangunan itu selama ini dianggap cukup kuat untuk menampung kegiatan mengaji anak-anak.
“Bangunannya bukan permanen, tapi cukup kokoh. Saat angin datang tiba-tiba, struktur kayu tidak mampu menahan terpaan. Anginnya memang sangat kencang, berlangsung hanya beberapa menit tapi merusak beberapa rumah di sekitar lokasi,” ungkap Sriyono.
Ia menambahkan, kerja bakti pembersihan puing bangunan akan dilakukan Minggu pagi (19/10/2025) dengan melibatkan warga, perangkat desa, serta relawan BPBD. Pemerintah kecamatan juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk menyalurkan bantuan bagi para korban.
Baca Juga: RPH Halal Diresmikan di Semarang