Transformasi Digital Berbasis Data

Photo Author
- Minggu, 19 Oktober 2025 | 08:30 WIB
Rachmad Irfan Syahputra.
Rachmad Irfan Syahputra.

KRjogja.com - BERDASARKAN riset yang dilakukan oleh International Institute for Management Development terkait Digital Competitiveness Ranking, Indonesia pada tahun 2024 berada di peringkat 43 dari 67 negara. Meskipun mengalami peningkatan setiap tahunnya, tingkat digital competitiveness Indonesia masih tergolong rendah. Tingkat digitalisasi yang masih terbatas tercermin dari rendahnya Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI). Indeks ini mengukur tingkat digitalisasi masyarakat yang disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi).

Pada tahun 2025, tingkat IMDI nasional adalah sebesar 44,53 yang berada pada kategori cukup. Skor IMDI dibentuk oleh 4 pilar yaitu infrastruktur dan ekosistem, literasi, pemberdayaan, dan pekerjaan. Adapun nilai tertinggi diperoleh pilar infrastruktur dan nilai terendah adalah pilar pemberdayaan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat infrastruktur digital yang sudah tinggi tidak diikuti oleh pemanfaatan oleh masyarakat. Hal ini juga ditunjukkan oleh salah satu indikator IMDI, yakni bahwa baru sekitar 50% masyarakat yang telah memanfaatkan layanan publik digital.

Secara provinsi, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menduduki peringkat 5 di Nasional dengan IMDI tertinggi. Namun demikian, kondisi di wilayah DIY sejalan dengan kondisi nasional, yakni tingkat pemanfaatan data yang masih terbatas.

Dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 sekaligus untuk mendukung Asta Cita terkait penguatan sumber daya manusia dan penguatan inovasi transformasi digital. Pembangunan masyarakat digital memiliki peran penting dalam mendukung capaian tersebut. Pemanfaatan data yang optimal dapat memberikan kontribusi positif dari berbagai aspek di berbagai lapisan masyarakat. Berdasarkan strategi pengembangan masyarakat digital Indonesia yang disusun oleh Komdigi pada tahun 2024, Indonesia saat ini memiliki empat arah kebijakan di bidang digital, yaitu pembangunan infrastruktur dan ekosistem, peningkatan keterampilan, penguatan SDM, serta penciptaan SDM inovatif dan kompetitif.

Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pembangunan 36.000 km jaringan serat optik, peluncuran satelit Satria-1, dan program BTS 4G, serta diperkuat dengan Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan inisiatif Satu Data Indonesia.

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter juga memiliki peran penting dalam penyediaan data. Beragam survei dan publikasi disajikan untuk mendukung perumusan kebijakan dan analisis ekonomi. Beberapa publikasi utama Bank Indonesia antara lain, Survei Konsumen (SK) yang mengukur tingkat optimisme masyarakat, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terkait perkembangan aktivitas usaha, serta Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Primer yang menilai pergerakan harga properti.
Selain itu, Bank Indonesia juga menerbitkan berbagai laporan dan statistik resmi yang dapat diakses publik.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KPwBI DIY) secara konsisten memperkuat publikasi dan pemberdayaan data di tingkat daerah. KPwBI DIY tidak hanya merilis hasil survei dan laporan perekonomian, namun juga aktif melakukan kajian tematik mengenai isu ekonomi terkini, berkontribusi dalam inisiatif Satu Data, serta mendorong terciptanya ekosistem data yang transparan dan terintegrasi. KPwBI DIY juga turut berperan aktif dalam memperluas pemanfaatan data di kalangan masyarakat, akademisi, dan pemerintah. Upaya tersebut dilakukan melalui penyediaan akses data dan publikasi statistik yang lebih mudah dipahami, pelaksanaan diseminasi dan press release, serta kegiatan sosialisasi.

Melalui langkah-langkah tersebut, Bank Indonesia tidak hanya menjadi penyedia data ekonomi, tetapi juga menjadi salah satu penggerak literasi dan budaya data di masyarakat.

Dengan semakin cepatnya digitalisasi, pemanfaatan data yang inklusif menjadi dasar penting bagi keberhasilan transformasi digital di Indonesia. Melalui sinergi dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, data dapat dikelola menjadi sumber informasi yang akurat dan menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih kontributif. Penguatan ini akan memperkuat daya saing nasional, memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta menjadi landasan penting dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. (Rachmad Irfan Syahputra, Analis Yunior Bank Indonesia)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X