Dia menjelaskan daging yang mati bukan karena disembelih baik dikarenakan sakit maupun mati karena tua tidak baik dikonsumsi karena berbahaya bagi tubuh. Pasalnya, darah dalam daging bangkai tidak keluar maksimal layaknya hewan yang disembelih.
Sementara darah yang tidak keluar secara maksimal dalam bangkai mengandung timbunan makanan yang berlimpah bagi bakteri pembusuk. Dengan kata lain bangkai menjadi tempat perkembangbiakan yang baik bakteri pembusuk.
Danar juga menyampaikan untuk memperhatikan cara mengolah bahan makanan. Sebab, cara memasak yang salah justru akan merusak kandungan gizi dalam makanan tersebut.
Ia mencontohkan cara pengolahan daging kambing yang bernar dengan memasaknya dengan tingkat kematangan 85% saja. Sebab, jika terlalu matang, daging kambing akan cenderung keras dan sulit dikunyah.
Begitu juga dengan sayuran jika terlalu lama dimasak diatas api. Akan ada banyak kandungan nutrisi yang hilang dalam proses memasak sayuran yang salah.
Menurut dia, saat menyantap makanan saat berpuka perlu dilakukan pengaturan makan secara bertahap. Hal itu penting dilakukan supaya energi yang dikeluarkan juga keluar secara bertahap.
Lalu, jenis makanan seperti apa yang baik dikonsumsi saat buka dan sahur? Tony menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sifatnya lambat dicerna tubuh.
Misal untuk protein seperti daging, ikan, ayam. Sedangkan sumber karbohidrat dianjurkan untuk memilih dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, sereal, roti gandum utuh dibanding karbohidrat sederhana.
Selain itu juga, mengonsumsi buah serta sayuran karena memiliki kandungan tinggi serat yang lambat dicerna sehingga bisa kenyang lebih lama.(*)