Miliki Protein Tinggi, Konsumsi Tempe Bisa Mencegah Stunting

Photo Author
- Selasa, 28 Februari 2023 | 13:50 WIB
Kandungan protein pada tempe sangat baik dikonsumsi balita,maupun ibu hamil, karena dengan mengkonsumsi tempe bisa mencegah stunting.
Kandungan protein pada tempe sangat baik dikonsumsi balita,maupun ibu hamil, karena dengan mengkonsumsi tempe bisa mencegah stunting.

Krjogja.com - JAKARTA - Kandungan protein pada tempe sangat baik dikonsumsi balita,maupun ibu hamil, karena dengan mengkonsumsi tempe bisa mencegah stunting.


Di dalam tempe ada andungan protein, zat besi, dan kalsium tempe lebih tinggi dibanding daging sehingga sangat baik dikonsumsi ibu hamil dan anak balita untuk mencegah tengkes (stunting).


“Tempe bisa digunakan sebagai lauk saat makan makanan utama dan juga sebagai snack untuk memenuhi kebutuhan protein harian yang kebutuhannya mencapai sekitar 60 gr per hari,” kata kata dokter gizi klinis dari RSCM ,Dr dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, saat berbicara dalam acara "Taro Tempe Experience" di Jakarta, Senin (27/2/2023).


Faktanya sebanyak 2/5 orang Indonesia mengalami kekurangan asupan protein. Kondisi ini juga dialami oleh balita, yaitu sekitar 14,4% balita, baik di kota maupun di desa-desa di Indonesia masih kekurangan protein.


“Karena itu, konsumsi tempe bisa membantu kekurangan protein pada masyarakat Indonesia dan juga mencegah terjadinya balita stunting akibat kekurangan protein,” tegas dr Fiastuti.


Dengan harga yang murah, tempe sebagai sumber protein nabati, kata dr Fiastuti memiliki kandungan gizi yang tak kalah dengan sumber protein hewani seperti daging. "Kandungan protein dan kalsiumnya lebih tinggi dibanding daging, bahkan selain itu, kandungan lemak jenuh dan garam pada tempe lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi," jelas dr. Fiastuti.


Tempe merupakan makanan super atau superfood asli Indonesia. Ia pun memberikan data mengenai 100 gram tempe setidaknya mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sebagai perbandingan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.


Kalsium tempe juga jauh lebih tinggi dibanding daging. Dalam 100 gr penyajian tempe, kalsiumnya sebesar 155,1 mg. Bandingkan dengan dalam 100 gr penyajian daging, kalsiumnya hanya 10 mg.


Belum lagi kandungan besi tempe sebesar 4 mg, sedangkan daging hanya 2,8 mg. “Karena itu, tempe bisa untuk mencegah anemia pada ibu hamil, penyebab anak-anak lahir stunting,” ujar dr Fiastuti.


Vitamin B12 tempe juga tinggi, yaitu 1,7 ug. Bandingkan dengan daging hanya 1,4 ug. “Jadi kalau mau dapatkan vitamin B12, makan saja tempe,” saran dr Fiastuti.


Namun, kata dr Fiastuti, meski dikatakan superfood, tak berarti pagi, siang, malam, disarankan hanya makan tempe melulu. “Setiap makanan ada keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Contohnya, meski kandungan protein, kalsium, dan zat besinya lebih tinggi disbanding daging, namun jumlah asam amino tempe tak selengkap daging. Karena itu, tempe perlu divariasikan dengan protein hewani, seperti daging, ayam, dan telur. Kelengkapan asam amino ini penting untuk pembentukan otot anak-anak,” jelas dr Fiastuti.


[crosslink_1]


Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga menginformasikan jika tempe juga baik untuk pembentukan tubuh dan kesehatan pencernaan anak-anak hingga orang tua. "Dengan gizi yang tinggi, tempe diproduksi dengan energi yang lebih rendah dan dijual lebih murah dibanding daging sapi di Indonesia," paparnya.


Menurut ahli tempe dari Institut Pertanian Bogor Dr Dra Suliantari, MS., membuat tempe harus higienis dan memenuhi standar. Sejumlah produsen tempe di Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar mutu tempe internasional (codex). Codex tersebut lebih banyak mengadopsi ke SNI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X