JAKARTA, KRJOGJA.com – Global Burden of Cancer Study memaparkan bahwa kasus dan kematian karena kanker di Indonesia meningkat hingga 8.8%, dengan kanker paru sebagai salah satu dari tiga jenis kanker yang paling umum diderita oleh pasien di Indonesia – selain dari kanker payudara dan serviks.
Dr. Chin Tan Min selaku Medical Oncologist di Parkway Cancer Centre, Singapore menjelaskan secara umum kanker merupakan penyakit yang dapat tumbuh, bermutasi dan menyebar, serta memberikan respon yang beragam terhadap perawatan yang dilakukan. Karena itu, hingga saat ini belum ada satu obat tunggal untuk mengobati kanker. Namun, upaya keras para peneliti dalam beberapa dekade terakhir telah menghasilkan metode pencegahan, diagnosis dan perawatan yang lebih baik.
“Mulanya, kemoterapi merupakan solusi pengobatan bagi pasien kanker stadium lanjut. Tetapi dalam tiga dekade terakhir, berbagai perawatan baru yang dilengkapi dengan pendekatan holistik telah berkembang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dengan efek samping seminimal mungkin,†jelas Dr. Chin Tan Min, Medical Oncologist di Parkway Cancer Centre, Singapore.
“Namun, bukan berarti kemoterapi sudah ketinggalan jaman. Kemoterapi dapat digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan terapi target atau imunoterapi, untuk mendapatkan hasil klinis yang optimal," ungkapnya.
Dr. Chin Tan Min menjelaskan perokok tentunya menjadi faktor risiko terbesar timbulnya kanker paru, yang bertanggung jawab atas lebih dari 80% kasus kanker paru di dunia. Kandungan berbahaya pada rokok dapat merusak sel paru-paru dan seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker.
"Perokok pasif juga berisiko terjangkit kanker paru. Ini sangat memprihatinkan mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia dan banyak pula orang yang terpapar asap rokok setiap harinya,†Dr. Chin menambahkan.
Menurut Dr Chin COVID-19 juga dapat meningkatkan risiko bagi pasien kanker paru karena virus tersebut berdampak pada organ pernapasan, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien. Perkembangan sel kanker pun dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi virus. Selain itu, perawatan kanker yang tertunda atau terhenti selama masa pandemi juga dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi bagi pasien.
Dr Chin menambahkan terapi Target dan Imunoterapi menjadi terobosan medis. Berbagai studi dan uji klinis kanker terus dikembangkan selama 15 tahun terakhir. Saat ini, terapi target terbukti sebagai salah satu terobosan besar. Terapi target memanfaatkan obat-obatan untuk menargetkan gen dan protein tertentu yang berpengaruh pada pertumbuhan sel kanker.
"Terapi target sangat efektif untuk membunuh sel kanker dan memiliki efek samping yang lebih sedikit. Obat-obatan tertentu yang digunakan dalam pengobatan yang berfokus di pembuluh darah juga dapat mempengaruhi lingkungan jaringan yang memungkinkan sel kanker tumbuh dan bertahan hidup.,†ungkap Dr. Chin.
Mengingat pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan kanker, Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura menghadirkan perawatan kanker komprehensif, yang ditangani oleh tim medis multidisiplin berpengalaman, dilengkapi dengan teknologi modern dan terapi inovatif yang sudah terbukti efektivitasnya – mulai dari skrining kanker, diagnosis, pengobatan hingga perawatan paliatif.
Selain terapi target, PCC pun menghadirkan metode perawatan lainnya kepada pasien kanker paru, seperti imunoterapi. Imunoterapi dikatakan mampu meningkatkan kesempatan hidup pasien kanker melalui manajemen perawatan jangka panjang.
“Imunoterapi bekerja dengan cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien, yang memungkinkan sistem kekebalan tubuhnya mengenali sel kanker dan menghancurkannya dari dalam. Saat ini, imunoterapi semakin banyak digunakan untuk mengobati pasien kanker stadium tiga dan empat,†tambah Dr. Chin.
Kasus-kasus imunoterapi sebelumnya, kata Dr Chin membuktikan bahwa pasien tidak lagi mengalami kerontokan rambut maupun sakit kepala atau mual sebanyak terapi yang ada sebelumnya. Imunoterapi memiliki efek samping yang lebih rendah dan mudah ditoleransi oleh pasien. Sehingga, mampu meningkatkan tingkat kesembuhan pasien dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi pasien untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Sebuah pendekatan multidisiplin yang holistik. Kanker tentu dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental pasien. Ditambah lagi dengan tantangan secara sosial dan finansial yang harus mereka hadapi, yang juga bisa berdampak pada keluarga dan orang-orang terdekat.