Kurang Bergerak, Masyarakat Urban Dihinggapi Penyakit Non Infeksi

Photo Author
- Sabtu, 24 April 2021 | 09:10 WIB
Screenshot_2021-04-24-13-56-44-52
Screenshot_2021-04-24-13-56-44-52

JAKARTA,KRJOGJA.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi (BPTJ) Jabodetabek Polana B. Pramesti, di Jakarta Jumat (23/4 2021) malam menilai masyarakat urban mudah dihinggapi penyakit non infeksi, misalnya diabetes, stroke, jantung karena kurang bergerak.

Padahal, kata Polana kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor untuk bekerja dan beraktivitas sehari-hari,semakin memburuknya kualitas udara.

"Jika masyarakat beralih menggunakan angkutan umum massal dan pemanfaatan berjalan kaki serta bersepeda selain akan berdampak positif terhadap kesehatan pribadi. Selain itu, akan membuat kondisi udara yang lebih bersih dan ramah lingkungan. "

Menurutnya, di tengah situasi tersebut, perlu kampanye yang mendorong orang bergerak aktif dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Menjaga kesehatan tubuh penting di tengah pandemi Covid-19. Di saat bersamaan, melindungi lingkungan juga penting demi masa depaan yang lebih sehat.

Menyadari pentingnya menjaga kesehatan bersamaan dengan melindungi lingkungan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan pun bekerja sama mengampanyekan Gerakan Jalan Hijau, gerakan yang mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi massal, jalan kaki, atau bersepeda.

"Untuk itulah kami sangat berterima kasih kepada Kemenkes (Kementerian Kesehatan) atas sinerginya dalam Gerakan Jalan Hijau. Program Kemenkes yaitu Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat secara substantif sejalan dengan Gerakan Jalan Hijau. Gerakan Jalan Hijau ini secara langsung maupun tidak langsung juga dapat mendukung Germas, sehingga kami berharap kerjasama diantara dua sektor ini dapat terus berlangsung di masa mendatang,” ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti .

Pola dan kebiasaan hidup bertransportasi menggunakan kendaraan pribadi ternyata berkorelasi langsung dengan permasalahan kesehatan dan kualitas hidup.

Kebiasaan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor untuk bekerja dan beraktivitas sehari-hari membuat masyarakat cenderung kurang bergerak.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi mengatakan hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan ketidakaktifan fisik di Indonesia meningkat menjadi 33,5 persen seiring dengan peningkatan angka obesitas menjadi 21,8 persen. Ketidakaktifan fisik memicu peningkatan kejadian penyakit tidak menular.

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia pada tahun 2018 juga meningkat, diantaranya kanker meningkat dari 1,4 persen menjadi 1,8 persen, diabetes meningkat dari 1,5 persen menjadi 2,0 persen, stroke meningkat dari 7,0 persen menjadi 10,9 persen dan hipertensi 8,4 persen. Ketidakaktifan fisik akan memicu masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar.

Lebih lanjut Oscar menambahkan bahwa masyarakat harus melakukan perubahan pola perilaku untuk mengantisipasi masalah kesehatan ini. Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan kebijakan pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat berperilaku sehat melalui aktivitas fisik, gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, lingkungan sehat, serta pencegahan dan deteksi dini penyakit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X