5 Rahasia Bidan Berpengalaman dalam Menjaga Persalinan Aman dan Nyaman

Photo Author
- Selasa, 24 Desember 2019 | 00:50 WIB
Dari kiri ke kanan, bidan Yati Djumiati, dr Nina, bidan Zia Devi Mulya Rizkilillah, serta bidan Nailil Minnati. (Istimewa)
Dari kiri ke kanan, bidan Yati Djumiati, dr Nina, bidan Zia Devi Mulya Rizkilillah, serta bidan Nailil Minnati. (Istimewa)

PERSALINAN seringkali menjadi momok menakutkan tidak hanya untuk Ibu namun juga untuk keluarga. Angka kematian Ibu dan bayi cukup tinggi di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 300 kematian dalam 100.000 kelahiran. Untuk itu, persalinan dengan tim profesional, berpengalaman, dan terlatih adalah kunci utama untuk keselamatan Ibu dan bayi. 




-
(Foto: Bidan Yati Djumiati) 

Namun, persalinan tidak cukup untuk sekadar aman tapi juga harus memiliki nilai nyaman. Supervisor tim bidan klinik KJP Fajar, Bidan Yati Djumiati, yang telah berprofesi selama lebih dari 20 tahun membocorkan 5 rahasia yang selalu dilakukan di dalam timnya untuk memberikan persalinan yang aman dan nyaman bagi pasien dan keluarga.

1. Melakukan pelayanan dengan hati

Menjadi seorang tenaga kesehatan memerlukan mental yang kuat untuk memikul tanggung jawab yang berat. Bekerja dengan hati akan mengubah persepsi tersebut dari beban menjadi sebuah kebanggaan dan rasa kasih sayang.

2. Melakukan pendekatan biopsikososial dengan mendengar aktif

Mendengarkan aktif pasien dan keluarga merupakan kunci dari komunikasi yang baik. Lebih dari 50% diagnosis berasal dari mendengar keluhan pasien, bukan hanya dari pemeriksaan fisik dan USG saja. Ibu yang bersalin bukan hanya seorang manusia dengan badan dan janin, namun juga seorang manusia dengan jiwa dan keluarga. Untuk itu, selain mengetahui keadaan fisik ibu dan bayi, bidan juga perlu mengerti kondisi jiwa dan keluarganya. Banyak kasus terutama Ibu muda yang resah akan kelahiran anak pertamanya dapat diantisipasi dengan konseling dan mengetahui akar keresahan yang pasien alami.

3. Menganggap pasien sebagai sahabat atau keluarga

Manusia cenderung lebih perhatian pada orang yang signifikan dalam hidup. Menganggap pasien sebagai orang yang signifikan, akan membuat tenaga kesehatan lebih berempati dan berkasih sayang pada pasien. Rasa empati dan kasih sayang tentunya berdampak baik bagi pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan sendiri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X