Kini Bakteri Bisa Merubah Bentuk Diri Demi Menghindari Antibiotik

Photo Author
- Minggu, 6 Oktober 2019 | 09:51 WIB

ANTIBIOTIK yang dugunakan secara luas oleh sebagian besar masyarakat merupakan penyebab munculnya bakteri resisten antibiotik, yang saat ini merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global. Demikian menurut riset yang dilakukan oleh Katarzyna Mickiewicz, Newcastle University Research Fellow di Newcastle University, Inggris.

Tidak hanya kebal obat, keberadaan bakteri semacam ini disebut Mickiewicz sudah menyebabkan sekitar 700.000 kematian per tahun. Selain itu, mereka pun membuat banyak infeksi, termasuk pneumonia, tuberkulosis, dan gonore (kencing nanah), lebih sulit untuk diobati.

Bila para ilmuwan dan dokter tidak mengetahui cara menghentikan bakteri-bakteri ini dari mengembangkan dirinya, diperkirakan penyakit yang dapat dicegah dapat menyebabkan 10 juta kematian per tahun pada 2050.

Beberapa cara bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik adalah melalui perubahan genom bakteri. Misalnya, bakteri dapat memompa antibiotik keluar, atau mereka dapat memecah antibiotik.

Mereka juga dapat berhenti tumbuh dan mulai membelah diri, yang membuat mereka sulit dikenali untuk sistem kekebalan tubuh. Namun, penelitian Mickiewicz berfokus pada metode lain yang diterapkan bakteri untuk menjadi resisten antibiotik.

"Kami bisa menunjukkan bahwa bakteri dapat mengubah bentuk dirinya saat berada di dalam tubuh manusia untuk menghindari efek antibiotik. Proses ini tidak memerlukan perubahan genetik bakteri untuk terus tumbuh," ujar Mickiewicz seperti dikutip dari Science Alert, akhir pekan ini.

Hampir semua bakteri dikelilingi oleh struktur yang disebut dinding sel. Dinding ini seperti jaket tebal yang melindungi mereka dari lingkungan sekitar dan mencegah sel mereka hancur.

Jaket tersebut juga memberi bakteri bentuk biasa (misalnya, batang atau bola) dan membantu mereka membelah diri secara efisien.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X