JAKARTA, KRJOGJA.com - Ditengah peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 Januari, ada berita yang kurang sedap tentang kekurangan asupan DHA pada anak Indonesia.
Penelitian yang dimuat di British Journal of Nutrition (2016) berjudul Intake of essential fatty acids in Indonesia children: secondary analysis of data from a nationally representative survey menemukan bahwa delapan dari 10 anak usia sekolah Indonesia berumur 4-12 tahun kekurangan nutrisi otak sebab hanya mendapatkan sedikit asupan asam lemak esesial (Essential Fatty Acid) khususnya asupan DHA dan Omega 3.
Asam Lemak Esensial (EFA) sendiri merupakan kelompok asam lemak yang penting bagi kesehatan manusia dan harus tercukupi dari asupan makanan.
Menurut Guru Besar IPB Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman MS yang turut serta pada penelitian tersebut dan berhasil dihubungi media, di Jakarta, Jumat (25/1/2019), kurangnya asupan asam lemak esesial khususnya DHA harus menjadi perhatian bersama karena zat tersebut penting dan krusial untuk mempengaruhi kondisi fisik dan kepintaran anak.
Ahmad Sulaeman menegaskan, jika DHA dan Omega 3 sangat bermanfaat untuk perkembangan sistem saraf, pembentukan membran sel sehat, dan produksi hormon seperti yang bertanggung jawab dalam mengatur tekanan darah, viskositas darah, vasokonstriksi, serta respon imun dan inflamasi.
Kekurangan Omega 3 dan DHA sangatlah berbahaya. Karena hal itu bisa berdampak pada masa depan anak diantaranya anak kurang pintar, tumbuh tak sempurna, kekebalan tubuh melemah, kulit mengalami kekeringan, pandangan kabur, hingga perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun.
“Pemenuhan gizi, terutama makanan dengan kandungan Omega 3 dan DHA yang cukup dapat mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia dan anak-anak kita saat dewasa kelak,†ujar Ahmad Sulaeman.