REMAJA putri dan ibu hamil di Indonesia menjadi orang yang rawan terkena anemia atau kekurangan darah. Sebagai langkah pencegahan, perlu digalakkan gerakan minum tablet tambah darah (TTD) di sekolah-sekolah.
Bertempat di SMK Negeri 2 Blora, gerakan minum TTD ini dilakukan dengan praktik minum TTD secara massal bersama seluruh siswi sekolah tersebut. Pengadaan TTD dikerjasamakan dengan Dinas Kesehatan dan PMI Blora.
“Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja putri dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Diperkirakan 30 persen penduduk dunia menderita anemia,†ucap Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora, Umi Kulsum, Kamis (1/11/2018).
Menurut World Health Organization (WHO/2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40 hingga 88 persen. Sedangkan menurut hasil Rikesdas 2018, proporsi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9 persen. Kemudian remaja putri yang mendapat TTD sebesar 76,2 persen. Tidak mendapat TTD sebesar 23,8 persen.
Kemudian, remaja putri yang mendapat TTD di sekolah 80,9 persen, tidak mendapat TTD 19,1 persen. Konsumsi TTD remaja putri kurang 52 butir sebesar 98,6 persen dan lebih 52 butir sebesar 1,4 persen.
“Jika perempuan mengalami anemia, akan sangat berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kilogram). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan,†lanjutnya.
Upaya untuk mencegah dan mengatasi anemia di Kabupaten Blora menurutnya telah banyak dilakukan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi remaja putri, meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi serta menjaga kebersihan lingkungan.
“Yang tak kalah penting adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri. Kemudian, pendidikan gizi masyarakat dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja,†tandasnya.