SAAT Hari Raya Idul Adha, Anda pasti akan menemukan banyak rumah yang mengolah daging kurban yang mereka dapatkan. Baik itu daging kambing maupun sapi. Biasanya diolah menjadi berbagai makanan yang memiliki cita rasa nikmat, mulai dari satai, gulai, tengkleng, hingga nasi kebuli.
Namun, tidak sedikit masyarakat yang khawatir jika mengonsumsi daging, terutama daging kambing dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi atau hipertensi. Hal tersebut rupanya dibantah oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Tunggul D. Situmorang.
“Itu harus diluruskan. Tidak ada di buku manapun yang mengatakan makan daging kambing menyebabkan hipertensi,†tegasnya.
Meski demikian dia mengingatkan agar para penggemar daging membatasi konsumsi agar tidak berlebihan. Pasalnya, daging merah memiliki jumlah kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi dan dikenal dapat meningkatkan kolesterol serta memicu penyakit jantung.
“Biasanya penyakit itu suka datang secara bersamaan. Hipertensi, kolesterol, diabeter mellitus, dan asam urat. Jadi tetap harus dibatasi,†tuturnya.
Lantas, mitos yang mengatakan bahwa konsumsi daging menyebabkan darah tinggi muncul dari mana? Ternyata hal ini dipicu oleh proses pengolahan dan penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing.
Bumbu penyedap makanan seperti garam dan mecin memiliki jumlah sodium dan natrium yang sangat tinggi. Apalagi dengan semakin banyak proses pengolahan maka akan semakin tinggi juga kandungan sodiumnya.
Dokter yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia ini mengatakan kandungan yang ada di dalam garam inilah menjadi penyebab utama tekanan darah tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan.