Tidak Ingin Depresi? Yuk Bangun Lebih Awal di Pagi Hari

Photo Author
- Selasa, 19 Juni 2018 | 07:48 WIB

Setelah penelitian selesai, Vetter dan timnya mengamati 2.581 kasus depresi yang telah berkembang, dan 290 di antaranya berada dalam kategori begadang.

Studi ini menemukan bahwa mereka yang terbangun telat atau siang hari lebih mungkin untuk depresi, bahkan ketika faktor-faktor lain datang, mereka cenderung suka merokok dan memilih menjadi lajang.

"Ini memberi tahu kita bahwa mungkin ada efek chronotype pada risiko depresi yang tidak disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup," kata penulis utama Céline Vetter.

Sementara temuan lain menunjukkan bahwa pola tidur seseorang merupakan faktor risiko independen untuk depresi. Dia menjelaskan bahwa ini tidak selalu berarti orang yang tidur larut malam akan mengalami depresi. Meski demikian ia memberikan nasihat agar tetap menjaga pola tidur yang normal.

"Cobalah untuk cukup tidur, olahraga, habiskan waktu di luar, menikmati remang-remang lampu di malam hari, dan cobalah untuk mendapatkan cahaya sebanyak mungkin setiap hari," katanya. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X