PADANG (KRjogja.com) - Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat (Sumbar), Merry Yuliesday menyebutkan pihaknya mencatat dua orang warga provinsi itu positif terinfeksi bakteri Corynebacterium Diptheriae penyebab difteri pada periode Januari hingga November 2017, satu di antaranya meninggal dunia.
"Korban yang meninggal warga Pasaman Barat. Sementara seorang lagi yang positif difteri dari Solok Selatan, sekarang sudah sehat setelah mendapatkan perawatan," kata dia.
Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan kabupaten dan kota, menurut dia, terindikasi ada 23 kasus yang terjadi di Sumbar pada 2017. Indikasi itu tersebar pada 10 kabupaten dan kota seperti Kota Padang, Pesisir Selatan, Padang Pariaman.
Lalu, Kota Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Bukittinggi, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, dan Kabupaten Agam. Namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dari 23 korban yang terindikasi hanya dua kasus positif yaitu di Kabupaten Solok Selatan dan Pasaman Barat.
Merry menyebutkan korban yang meninggal dunia di Pasaman Barat pada September 2017 berdasarkan informasi, tidak pernah melakukan imunisasi, ditambah lagi korban mengidap gangguan pertumbuhan.
Sementara itu berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi terhadap 23 orang yang terindikasi, kembali ditemukan fakta bahwa mereka tidak lengkap melaksanakan imunisasi.
Menurutnya untuk mencegah jangan terjadi lagi kasus difteri, dinas kesehatan telah melakukan berbagai upaya, yaitu program imunisasi yang terdiri dari peningkatan cakupan imunisasi baik dasar maupun lanjutan.