"Karena kadar residunya yang sangat kecil, sebetulnya masyarakat jangan terlalu khawatir untuk menggunakan styrofoam," papar Ir. Zainal menambahkan.
Sementara itu, menurut Dra. Ani, BPOM tidak melarang penggunaan styrofoam untuk menyimpan makanan. Salah satu dasar alasannya adalah kandungan residu stiren di dalam styrofoam dalam batas aman. Hanya saja, Dra. Ani mewakili BPOM menegaskan bahwa penggunaan dalam intensitas yang terlalu sering juga bisa memicu masalah kesehatan lanjutan.
"Kami tidak melarang penggunaan styrofoam untuk kemasan makanan atau minuman, namun kami meminta agar masyarakat lebih cerdas menggunakannya. Sebab, bagaimana pun alat tersebut mengeluarkan residu yang cukup berbahaya bagi kesehatan," tutur Ani.
Ani menambahkan, tidak bisa menampik fakta bahwa banyak dari masyarakat Indonesia yang menggunakan styrofoam lebih dari sekali. Nah, hal semacam itu yang mestinya dihindari bahkan tidak dilakukan sama sekali. Pemakaian yang terus menerus juga bisa memicu masalah kesehatan.
Setelah itu, masyarakat juga mesti sadar bahwa penggunaan styrofoam itu tidak hanya mengkhawatirkan manusia, tapi juga makhluk hidup lain. Pasalnya, styrofoam cukup menjadi masalah yang serius di isu lingkungan. Salah satunya karena styrofoam sulit untuk didaur ulang. Jadi, mau pakai styrofoam atau tidak, Anda sudah bisa menentukannya dengan cerdas sekarang. (*)