KRjogja.com - YOGYA - Banyak orang masih belum menyadari kalau pemeriksaan kesehatan rutin sangatlah penting dan cenderung pergi ke dokter setelahnya dirinya sudah terserang penyakit. Hal ini pun berakibat pada proses penyembuhan yang lama atau bahkan tidak bisa disembuhkan sama sekali. Penyakit yang sudah terlanjur parah dan membutuhkan pengobatan yang lebih intensif biasanya akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mengobatinya.
Medical check up dapat dilakukan secara berkala minimal enam bulan sekali agar kesehatan bisa terjaga dengan baik. Hal ini penting dilakukan untuk mendeteksi penyakit akibat gaya hidup tidak sehat seperti kelainan lemak darah, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, cek kesehatan rutin juga dapat mendeteksi gangguan atau penyakit pada organ penting seperti penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit yang berpotensi membahayakan seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dokter umum RS Panti Rapih, dr. Yolenta Marganingsih menjelaskan bahwa cek kesehatan secara rutin sangat penting. Memang sebenarnya kondisi ini itu adalah suatu cara yang bisa dilakukan untuk membuat para pasien dan juga masyarakat paham tentang kondisi kesehatannya masing masing. Sehingga dengan melakukan pengecekan mereka bisa melakukan misalkan pencegahan maupun pengobatan. dr. Yolenta pun menjelaskan cek kesehatan rutin memiliki banyak manfaat.
Baca Juga: Tragis! Warga Purworejo Diduga Menjadi Korban TPPO di Malaysia
"Untuk medical check up pasti akan mendiagnosis kondisi pasien. Kemudian dari hasil diagnosis itu sendiri nanti akan menghasilkan dasar bagaimana kita merekomendasikan pasien akan disikapi. Apakah diperlukan suatu terapi ataukah misalkan diperlukan suatu pendekatan lifestyle untuk mengubah dari apa yang baru terjadi pada pasien tersebut," tutur dr. Yolenta.
Dalam pengecekan kesehatan itu ada berbagai macam. Mulai dari konsultasi dengan dokter umum, kemudian ada pemeriksaan laboratorium, hingga pemeriksaan rontgen paru-paru. Selain itu ada USG area perut atau abdomen.
Bagi dr. Yolenta, cek kolesterol juga sangat penting dalam pemeriksaan rutin. Makanan berlemak selain enak juga mengandung banyak kolesterol. Tentunya hal ini dapat mempengaruhi kesehatan. Kolesterol yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Kemudian cek gula darah tidak boleh dilewatkan juga.
Baca Juga: Gedung Administrasi Terpadu RS Panti Nugroho Terbakar
"Kadar gula darah merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Disarankan berpuasa minimal delapan jam sebelum cek gula darah dilakukan. Kadar gula darah normal berada pada tingkat 70-100 mg/dL dengan pra-diabetes pada tingkat 100-125 mg/dL dan diabetes pada tingkat 126 mg/dL," tuturnya.
Adapun cek fungsi paru-paru untuk mendiagnosa apakah ada gangguan paru-paru atau tidak. Saat pemeriksaan fungsi paru akan diketahui berapa jumlah pernafasan yang terjadi selama kurang lebih satu menit. Normalnya, usia dewasa akan bernafas sebanyak 16-20 kali dalam waktu semenit. Dr. Yolenta juga mengingatkan jika para pemilik riwayat tekanan darah tinggi, maka besar risiko akan terkena serangan hipertensi. Oleh karena itu, cek tekanan darah diperlukan agar terhindar dari risiko penyakit tersebut.
Untuk pemeriksaan lanjutan, nanti diarahkan pada konsultasi dengan dokter spesialis. Seperti spesialis jantung, paru-paru, saraf, kemudian mata, gigi itu biasanya bisa kita lakukan.
"Misalkan untuk cek mata nanti ada pengecekan terkait dengan refraksi mata. Jadi kita bisa mengetahui orang tersebut membutuhkan alat bantu untuk penglihatan atau tidak. Kemudian untuk pemeriksaan dengan dokter mata itu juga nanti untuk melihat apa ada tidaknya rabun bahkan buta warna," jelasnya.
Lalu pemeriksaan dengan dokter spesialis gigi, nanti juga akan dapat melihat kondisi kesehatan gigi secara menyeluruh. Misalkan ada karang dan lubang. Ada gigi yang ternyata tumbuhnya tidak bagus, akhirnya mungkin nanti butuh tata laksana lebih lanjut.
Baca Juga: Sultan Ajak Atlet DIY Raih Prestasi Setinggi-tingginya di PON
Adapula pemeriksaan kesehatan yang disarankan untuk wanita. Ada pembagian medical check up dengan wanita dan pria.
"Beberapa ada yang berbeda. Kalau misal wanita sudah seksual aktif atau berkeluarga ada tambahan, seperti pap smear. Kemudian kalau untuk dari pria sendiri nanti tambahnya misal dari pengecekan prostatnya. Biasanya kita ada beberapa tambahan dan mungkin dari pasien sendiri menghendaki pemeriksaan lain," ujar dr. Yolenta.