Memahami Rehabilitasi Kardiovaskular, Inilah Panduan Lengkapnya Bagi Pasien dan Keluarga

Photo Author
- Kamis, 3 Oktober 2024 | 08:37 WIB
ilustrasi gagal jantung (pixabay)
ilustrasi gagal jantung (pixabay)

Latihan ini biasanya dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan individu pasien. Jenis latihan dapat mencakup jalan kaki, bersepeda, berenang, dan latihan penguatan otot, tulang dan sendi.


4.Pendidikan Kesehatan: Pasien mendapatkan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai bagaimana cara menjaga kesehatan jantung, termasuk pemahaman tentang diet sehat jantung, manajemen stres, menanggulangi faktor risiko, mencegah komplikasi lain seperti stroke serta cara menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
5.Dukungan Mental: CR sering kali mencakup dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, stres atau depresi yang mungkin timbul setelah mengetahui diagnosis penyakitnya atau prosedur intervensi jantung yang akan dilaluinya.

Baca Juga: Ada Dalijo, Kegiatan LKS Pelita Kasih untuk Lansia Semakin 'Gayeng'

Peran Tim Medis dalam Rehabilitasi Kardiovaskular

1.Kardiolog Subspesialis Preventif Rehab Kardiovaskular [Sp.JP Subsp.PRKv(K)]

-Manajemen Komplikasi Kardiovaskular: Kardiolog memantau dan mengelola komplikasi jantung dan pembuluh darah yang mungkin timbul pascabedah. Ini termasuk masalah seperti prolaps katup mitral (MVP), regurgitasi katup mitral (MR), fibrilasi atrium (AF), anemia, aritmia lainnya dan upaya menanggulangi gagal jantung (CHF).
-Menanggulangi Faktor Risiko dan Perilaku Tidak Sehat: Penanggulangan terhadap 4 faktor risiko utama dilanjutkan. Sekiranya didapatkan faktor risiko keluarga, diberikan KIE tentang kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular (PJK dan aritmia) dikemudian hari pada generasi dibawahnya dan upaya penggulangannya.

Empat perilaku (behaviour) rawan sakit jantung dan dampaknya pada pasien diawasi seperti sering makan, malas berolahraga, stres dan kebiasaan merokok diperhatikan dan dipertimbangkan rujukan ke nutrisionis, psikolog, atau psikiater.

Memanfaatkan kuesioner amat sederhana WHO-5 Wellbeing Index (hanya 5 pertanyaan) bila didapatkan skor bakunya <13 atau bila salah satu dari 5 pertanyaan itu skor bakunya bernilai 0 atau 1 maka kebugaran subjektifnya dianggap buruk, termasuk kemungkinan depresi, akan dirujuk ke psikolog/psikiater.

-Penanganan Obat dan Pemantauan: Kardiolog juga bertanggung jawab untuk meresepkan dan mengatur pengobatan jantung, termasuk obat penghambat beta dan antiaritmia untuk mengontrol detak jantung dan mencegah aritmia. Memantau obat antikoagulan bila diperlukan untuk mencegah strok, suatu komplikasi serangan otak.
-Resep Olahraga: Setelah mempelajari kekuatan dan keseimbangan otot, tulang, sendi serta hasil pemeriksaan tes jalan 6 menit (6MWT), tes treadmill (TMT), atau tes eksersais kardiopulmoner (CPX), kardiolog preventif rehab memberikan resep olahraga, sesuai kemampuannya untuk dilakukan secara teratur, meningkat, bertahap, dan berkelanjutan.

2.Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medis (Sp.KFR)

-Persiapan Muskuloskeletal, Sendi dan Respirasi: Sp.KFR bertanggung jawab untuk memastikan bahwa otot, tulang, dan sendi pasien siap dan kuat untuk beraktivitas pra dan pascaprosedur tindakan medis. Ini termasuk pelatihan pernafasan pra dan pascabedah jantung.
-Koordinasi Gerak dan Keseimbangan: Spesialis ini juga membantu pasien dalam mengembalikan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh. Hal ini sangat penting karena keseimbangan yang baik membantu mencegah jatuh dan cedera, terutama setelah operasi besar.
-Integrasi dengan Aktivitas Fisik: Sp.KFR merancang program latihan yang tidak hanya aman tetapi juga efektif. Misalnya, latihan gerak badan yang dilakukan dengan iringan musik akan dapat membantu pasien meningkatkan daya tahan kardiovaskular, respirasi sekaligus membuat latihan lebih menyenangkan.

3.Dokter Gizi Klinis
Konsultasi Nutrisi: Dokter Gizi Klinis membantu pasien merancang pola makan yang sehat dan seimbang untuk mendukung proses pemulihan. Melakukan intervensi nutrisi bila diperlukan. Menawarkan diet yang baik untuk memperbaiki kesehatan jantung, membantu dalam pemulihan pascabedah, dan mengurangi risiko komplikasi.

4.Psikolog dan atau Psikiater
-Evaluasi Kesehatan Mental: Pasien yang baru saja menjalani prosedur jantung mungkin mengalami stres atau depresi. Psikolog atau psikiater sesuai kompetensinya akan mengidentifikasi kesehatan mental-emosional pasien. Mengevaluasi gangguan psikis sekaligus menanggulangi masalah kesehatan mental serta perilakunya.
-Dukungan Psikologis: Spesialis ini juga memberikan dukungan untuk membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi kecemasan, stres dan depresi serta meningkatkan kualitas hidup pasien jantung secara keseluruhan.

5.Fisioterapis dan Perawat CR
-Koordinasi Terapi Fisik: Fisioterapis membantu dalam merancang dan melaksanakan program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien. Mereka juga membantu dalam mengatasi masalah muskuloskeletal dan memastikan bahwa pasien dapat berlatih dengan aman.
-Pemantauan dan Dukungan Harian: Perawat CR memberikan dukungan sehari-hari selama sesi rehabilitasi, memastikan bahwa pasien mengikuti rencana perawatan dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Pemantauan dan Evaluasi Pasien
Selama rehabilitasi di rumah sakit dengan pengawasan dokter dan paramedis, pasien akan menjalani berbagai tes dan evaluasi untuk memantau kemajuan mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X