Pneumonia Bisa Berakibat Fatal pada Anak-anak, Ini Anjuran dari PAFI Biak Numfor

Photo Author
- Sabtu, 14 Desember 2024 | 18:01 WIB
Gejala penyakit pneumonia antara lain sesak nafas dan nyeri dada dengan disertai demam. (Freepik/Jcomp)
Gejala penyakit pneumonia antara lain sesak nafas dan nyeri dada dengan disertai demam. (Freepik/Jcomp)

KRjogja.com - PNEUMONIA atau peradangan paru-paru bisa berakibat fatal pada bayi dan anak-anak, jika tidak segera mendapatkan penanganan medis.

Anak-anak yang terkena pneumonia akan sulit dan terasa sakit untuk bernapas karena paru-parunya berisi nanah dan cairan.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Biak Numfor (pafibiaknumforkab.org) menjelaskan, sangat penting untuk mengetahui gejala-gejala pneumonia.

Anak yang terserang pneumonia dapat mengalami gejala berupa batuk, demam, sesak atau mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada saat bernapas dalam-dalam atau batuk, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Pada bayi, gejala pneumonia biasanya ditandai dengan demam, bernapas dengan cepat dan terkadang bisa tanpa disertai batuk.

Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke paru-paru secara langsung, karena terhirup secara tidak sadar.

Bisa juga diakibatkan kuman yang masuk secara tidak langsung, misalnya akibat penyebaran kuman melalui aliran darah.

Kuman akan memicu respon imun tubuh dan menyebabkan proses peradangan. Hal tersebut akan menyebabkan saluran napas bawah terisi sel darah putih, cairan dan sisa sel yang mengganggu proses pertukaran udara dan oksigen dengan karbondioksida.

Kuman penyebab pneumonia bervariasi sesuai usia anak, namun secara umum kuman yang paling sering ditemukan pada berbagai usia antara lain adalah streptococcus pneumoniae, adenovirus, influenza A dan B, respiratory syncytial virus, dan haemophilus influenzae.

Sejak terjadinya pandemi Covid-19 di dunia pada tahun 2020, virus SARS-CoV-2 juga menjadi salah satu penyebab pneumonia pada anak.

Dalam kondisi tertentu, beberapa kuman dapat menyebabkan penyakit pneumokokus berupa infeksi berat yaitu sepsis dan meningitis, serta infeksi telinga tengah.

Faktor risiko terjadinya pneumonia antara lain adalah imunitas rendah, misalnya akibat gizi kurang, gizi buruk, tidak mendapatkan ASI eksklusif, hunian padat, status ekonomi rendah, ada penyakit penyerta seperti HIV dan campak, polusi udara, asap rokok serta imunisasi tidak lengkap.

Pneumonia perlu segera ditangani secara serius. Bila terjadi tanda dan gejala pneumonia, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan.

Pneumonia yang ringan dapat dipertimbangkan dilakukan pengobatan rawat jalan namun dengan pengobatan dan penanganan yang sesuai.

Kriteria rawat inap pada pneumonia antara lain bila anak mengalami sesak yang memberat, suara napas merintih, kesulitan makan atau minum, penurunan saturasi oksigen, keluarga tidak mampu melakukan pemantauan dan memberikan pengobatan di rumah, serta terdapat penyakit penyerta seperti penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular, penyakit paru kronik, dan sebagainya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X