Osteopenia Biasanya Tanpa Gejala, Ini Penjelasan PAFI Kabupaten Sumenep

Photo Author
- Minggu, 15 Desember 2024 | 18:50 WIB
Risiko mengalami osteopenia meningkat seiring bertambahnya usia. (FREEPIK/DRAGONIMAGES)
Risiko mengalami osteopenia meningkat seiring bertambahnya usia. (FREEPIK/DRAGONIMAGES)

Sebagai contoh, osteopenia lebih sering terjadi pada mereka dengan penyakit celiac atau alergi gluten dan gandum, dan pada orang yang mengonsumsi obat glucocorticoid atau steroid untuk jangka waktu lama.

Selain itu, berat badan rendah juga menjadi faktor risiko penting. Osteopenia kadangkala ditemui pada atlet perempuan muda atau mereka dengan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.

Sementara itu, gaya hidup tidak sehat dan tidak cukup bahan pembentuk tulang sehat seperti kalsium, vitamin D, dan olahraga, akan meningkatkan risiko munculnya osteopenia.

Meski tidak setiap osteopenia akan berkembang menjadi osteoporosis, peluang untuk terjadinya pengeroposan tulang bisa meningkat pada mereka yang mengalami osteopenia.

Oleh sebab itu, jika memiliki faktor risiko untuk terjadinya osteopenia, sangat dianjurkan menemui dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

Dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan tes kepadatan tulang. Tes ini akan mengukur kepadatan tulang di panggul dan tulang belakang.

Hasil tes akan memperlihatkan kondisi kepadatan tulang, apakah normal, mengalami pengurangan kepadatan (osteopenia), atau sudah mengalami osteoprosis.

Bila hasilnya memang positif osteopenia, akan dilakukan penanganan dengan tujuan mencegahnya berkembang menjadi osteoporosis.

Perbaikan diet dan gaya hidup akan berpengaruh besar terhadap kekuatan tulang.

Berhenti mengkonsumsi alkohol, berhenti merokok, rutin berolahraga, dan pemberian suplemen kalsium maupun vitamin D, akan membantu menjaga kekuatan tulang dan mengurangi risiko lebih lanjut untuk osteoporosis.

Dokter biasanya tidak meresepkan obat, kecuali kondisi osteopenia yang dialami sudah sangat dekat dengan osteoporosis. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X