Banyak Penderita Gangguan Bipolar Tidak Terdiagnosis, Berikut Penjelasan dari PAFI Kepualuan Tambelan

Photo Author
- Kamis, 17 April 2025 | 14:10 WIB
Para penderita bipolar seringkali mengalami perubahaan mood dan emosi yang drastis. (PEXELS/MOHD ABDELGHAFFAR)
Para penderita bipolar seringkali mengalami perubahaan mood dan emosi yang drastis. (PEXELS/MOHD ABDELGHAFFAR)

KRjogja.com - KESADARAN masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mental, khususnya gangguan bipolar, mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya kampanye publik, konsultasi psikologis, serta diskusi terbuka di media sosial yang membahas isu kesehatan jiwa secara lebih terbuka dan tanpa stigma.

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem.

Menurut penjelasan dari Persatuan Ahli Farmasi (PAFI) Kepulauan Tambelan (pafikeptambelan.org), indikasi dari bipolar bermacam-macam, mulai dari episode mania (kegembiraan berlebihan dan energi tinggi) hingga depresi (kesedihan mendalam dan kehilangan minat).

Lebih lanjut dijelaskan, ada sekitar 2,4 persen dari populasi dunia mengalami gangguan bipolar.

Hal tersebut didapatkan dari data yang dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sayangnya, banyak di antara para penderita bipolar ini tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan pengobatan yang memadai.

PAFI Kepulauan Tambelan menjelaskan, gangguan bipolar bisa dikelola dengan baik melalui kombinasi terapi psikologis dan pengobatan medis.

Kunci utama dalam penanganan gangguan bipolar adalah konsistensi dalam pengobatan serta dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

Sayangnya, stigma terhadap penderita bipolar masih menjadi tantangan besar.

Banyak orang masih salah mengartikan kondisi ini sebagai sekadar moody atau perubahan emosi biasa.

Padahal, tanpa penanganan yang tepat, gangguan bipolar dapat mengganggu hubungan sosial, produktivitas kerja, bahkan berisiko menyebabkan tindakan bunuh diri.

Penderita gangguan bipolar, sangat direkomendasikan untuk menjalani terapi dan menemukan support system yang tepat, agar bisa hidup lebih stabil.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pun mulai menaruh perhatian lebih besar terhadap isu kesehatan mental.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X