KRjogja.com - NEBULIZER merupakan alat medis yang digunakan untuk mengubah obat cair menjadi uap, sehingga lebih mudah dihirup langsung ke paru-paru.
Meski terbilang umum digunakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara penggunaan nebulizer dengan benar. Kesalahan penggunaan bisa membuat pengobatan kurang efektif, bahkan menimbulkan risiko iritasi saluran napas.
Menurut penjelasan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Bone Bolango (pafibonebolangokab.org), alat nebulizer digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), hingga infeksi saluran napas pada anak-anak dan orang dewasa.
Alat nebulizer ini banyak dijual di berbagai apotik besar atau toko alat-alat kesehatan, dengan harga bervariasi.
Penggunaan nebulizer di rumah dapat membantu mengurangi frekuensi serangan asma, atau bahkan bisa jadi penyelamat di tengah serangan sesak napas pada pasien masalah paru kronis.
Namun perlu diperhatikan pentingnya mengikuti instruksi medis dan menjaga kebersihan alat. Selain itu, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memulai terapi ini.
PAFI Bone Bolango menjelaskan, penggunaan nebulizer tidak cukup hanya menyalakan alat dan menghirup uap.
Salah satu kunci utama keberhasilan terapi nebulizer adalah pemilihan jenis obat yang tepat, sesuai diagnosis dan anjuran dokter.
Ada beberapa jenis obat yang sering digunakan dalam terapi nebulizer, dengan fungsi yang berbeda-beda. Jenis pertama adalah jenis bronkodilator (pelebar saluran napas).
Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot-otot saluran napas yang menyempit, sehingga membantu membuka jalur udara dan mempermudah pernapasan.
Contoh obatnya adalah salbutamol (ventolin), levosalbutamol, ipratropium bromide (atrovent), kombinasi salbutamol + ipratropium (duolin). Obat-obat jenis ini biasanya digunakan untuk asma akut dan sesak napas mendadak.
Jenis obat nebulizer kedua adalah kortikosteroid (anti-peradangan).
Jenis kortikosteroid ini berfungsi untuk membantu mengurangi peradangan di saluran napas, sehingga mengurangi gejala seperti mengi, batuk, dan sesak napas. Contoh obatnya budesonide (pulmicort), beclomethasone dan fluticasone.
Obat jenis ini biasa digunakan untuk mengatasi asma kronis dan bronkitis kronis.