Anak Kejang Dokter Beri Saran Cara Pertolongan Pertama

Photo Author
- Sabtu, 7 Juni 2025 | 18:15 WIB
Ilustrasi Konsultasi dengan Dokter Credit: pexels.com/Mart
Ilustrasi Konsultasi dengan Dokter Credit: pexels.com/Mart


KRJOGJA.com Belakangan viral seorang anak tiba-tiba mengalami kejang di dalam pesawat saat hendak bertolak ke Bengkulu dari Bandara Soekarno Hatta. Beruntung dalam pesawat tersebut ada seorang dokter yang memberi pertolongan pertama hingga kejang yang dialami anak reda.

“Kejang atau gangguan listrik di otak penyebabnya multifaktor, dari mulai penyebab tidak diketahui atau idiopatik sampai pada kerusakan otak akibat adanya tumor, stroke, infeksi, ataupun gangguan metabolik di tubuh,” kata dokter spesialis saraf, Yuda Taruna kepada Health Liputan6.com melalui pesan tertulis dikutip Sabtu (7/6/2025).

Lantas, bagaimana cara menolong orang yang tiba-tiba kejang di tempat umum?

Menurut Yuda, saat terjadi kejang hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan jalan napas pasien aman. “Tentunya yakinkan jalan napas terjaga dan hindari benturan, posisi pasien kejang dimiringkan akan lebih bermanfaat, untuk menghindari tersedak,” sarannya.

Baca Juga: Ada Hal Baru di Grebeg Besar Kraton Yogyakarta 2025 Sekda DIY 'Nyadhong' Ubarampe Gunungan

Orang yang tiba-tiba kejang umumnya membuat keluarga khawatir hingga memutuskan untuk melarikannya ke rumah sakit. Padahal, orang dengan kondisi kejang tak harus selalu dibawa ke fasilitas kesehatan.

“Bila kejang , tidak selalu dibawa ke RS. Misalnya saja pada pasien epilepsi yang sudah berulang, serangan kejang ringan,” ucap Yuda.

Sementara, jika kejang terus berulang, maka perlu diperhatikan faktor pencetusnya.

“Saat kejang terus berulang, maka penting selalu diperhatikan pencetus kejangnya seperti kurang tidur, makan cukup dan lain-lain.”

Baca Juga: Polres Karanganyar Sembelih 20 Hewan Kurban, Bagikan Daging ke Warga dan Ponpes

“Penting juga evaluasi obat yang diminum, apakah dosis kurang atau obat yang belum diminum teratur. Tentunya pasien sangat dianjurkan untuk pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) otak dan EEG (electroencephalogram),” pungkasnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X