Bahaya! Jangan Anggap Sepele Cuaca Panas Ekstrem

Photo Author
- Minggu, 6 Juli 2025 | 22:50 WIB
Ilustrasi gelombang panas.   ((Unsplash/Xurzon))
Ilustrasi gelombang panas. ((Unsplash/Xurzon))

KRjogja.com - SUHU panas ekstrem bisa berpotensi berbahaya, khususnya bagi bocah dan lanjut usia

Seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (5/7/2025), anak-anak kecil sangat rentan meninggal dunia karena serangan pitam panas, sebab tubuh mereka belum memiliki kelenjar keringat sebanyak tubuh orang dewasa.

Tubuh orang dewasa memiliki rata-rata antara 150 hingga 350 kelenjar keringat per sentimeter persegi, yang berperan penting dalam mendinginkan tubuh. Jumlah ini bervariasi tergantung pada bagian tubuh — telapak tangan dan telapak kaki memiliki jumlah terbanyak, yakni sekitar 360 hingga 370 kelenjar per cm².

Baca Juga: Aryo Seno Sebutkan Penting Partisipasi Kaum Muda Jalankan Ideologi Pancasila Guna Bangun Daerah

Saat suhu udara luar mencapai 32 derajat Celsius, suhu di dalam mobil bisa melonjak hingga 48 derajat hanya dalam 30 menit, dan mencapai 58 derajat dalam waktu satu jam. Ini sangat berbahaya karena tubuh manusia harus mampu menjaga suhu internal tetap pada 37 derajat Celsius.

Pada kasus serangan panas, suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat — kondisi ini tidak hanya menyiksa, tetapi juga bisa berakibat fatal.

Orang lanjut usia juga berisiko tinggi bila terkena suhu panas ekstrem. Mereka banyak yang menderita gangguan jantung dan peredaran darah.

Dalam cuaca panas, jantung harus bekerja jauh lebih berat dibandingkan pada suhu normal. Setelah operasi jantung atau jika pembuluh darah sudah rusak, para lansia lebih mudah mengalami serangan panas.

Baca Juga: Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Cek Layanan JKN di Gunungkidul

Bahkan orang sehat yang tak punya riwayat penyakit juga tidak kebal. Jika mereka berolahraga secara intens saat cuaca sangat panas, dan memaksakan diri melewati batas, tubuh bisa menyerah dan mengalami serangan panas.

Hal yang sama berlaku untuk orang yang bekerja berat di bawah terik matahari, misalnya para pekerja konstruksi jalan.

Saat cuaca panas, kulit kita dialiri lebih banyak darah dan tubuh berusaha mendinginkan diri melalui kulit dan sirkulasi darah.

Kita mulai berkeringat, dan keringat yang menguap membantu menurunkan suhu tubuh. Namun dalam bekapan suhu ekstrem, sistem pengatur panas alami ini bisa gagal berfungsi. Tubuh bisa kehilangan antara setengah hingga beberapa liter cairan per hari, dan 99 persen dari keringat adalah air.

Baca Juga: PGN SOR III Injeksi CNG ke Jargas Blora, Pastikan Pasokan Gas Pelanggan di Blora Tetap Lancar

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X