"Peningkatan dukungan sosial pada akhirnya dapat menurunkan beban subjektif keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia," tutur Sheilla.
Dengan kata lain, semakin kuat rasa rumangsa dalam diri keluarga, semakin baik pula mereka dalam mengelola tekanan dan tantangan yang ada, sehingga beban yang mereka rasakan menjadi lebih ringan.
Sebagai hasil dari penelitiannya yang membawanya lulus dengan predikat cumlaude, Sheilla memberikan beberapa rekomendasi untuk penelitian dan praktik selanjutnya.
Untuk penelitian, ia menyarankan pendekatan kualitatif untuk menggali lebih dalam pengalaman keluarga dalam membangun rasa rumangsa. Pemahaman yang lebih komprehensif ini diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan intervensi berbasis rasa rumangsa yang lebih tepat.
"Bagi psikolog dan praktisi lainnya, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep rasa rumangsa pada keluarga yang merawat individu dengan skizofrenia," tandas Sheilla.
Ia berharap, dengan meningkatnya rasa rumangsa, dukungan sosial dapat lebih optimal, yang pada akhirnya berkontribusi untuk menurunkan beban subjektif yang dialami keluarga.
Penelitian Sheilla Peristianto ini tidak hanya memperkaya khazanah keilmuan psikologi dengan konsep lokal yang mendalam, tetapi juga memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan di masyarakat.
Rasa rumangsa membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjadi instrumen ilmiah yang kuat untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan meningkatkan kesejahteraan sosial. (*)