kesehatan

Terapi Nebulizer Harus Mengikuti Instruksi Medis, Ini Penjelasan PAFI Kabupaten Bone Bolango

Selasa, 22 April 2025 | 15:40 WIB
Obat yang digunakan dalam terapi nebulizer harus sesuai anjuran dokter. (PEXELS/COTTONBRO STUDIO)

Obat ini tidak memberikan efek langsung seperti bronkodilator, tetapi bekerja dalam jangka panjang. Biasanya digunakan secara teratur dan terjadwal, bukan saat serangan tiba-tiba.

Jenis ketiga adalah antibiotik inhalasi, yang digunakan pada kondisi infeksi bakteri di saluran pernapasan, terutama pada pasien dengan fibrosis kistik atau infeksi kronis.

Contoh obatnya, tobramycin inhalasi dan colistin, yang digunakan untuk fibrosis kistik, bronkiektasis dan infeksi paru kronis. Penggunaan antibiotik inhalasi harus dalam pengawasan dokter karena risiko resistensi bakteri.

Jenis keempat adalah mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan lendir (dahak) di saluran napas, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.

Contoh obatnya N-acetylcysteine (NAC) dan hypertonic saline. Obat ini bisa menyebabkan batuk hebat setelah penggunaan dan ini hal normal karena lendir mulai terlepas.

Jenis kelima adalah larutan garam (saline) yang digunakan baik sebagai pelarut obat maupun sebagai terapi tunggal untuk melembapkan saluran napas.

Contoh obatnya adalah Normal saline (NaCl 0,9%), hypertonic saline (NaCl 3% 7%) untuk meningkatkan pembersihan mucus. Obat jenis ini digunakan untuk melembapkan jalan napas dan menenangkan saluran napas iritasi. (*)

Halaman:

Tags

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB