Obat ini tidak memberikan efek langsung seperti bronkodilator, tetapi bekerja dalam jangka panjang. Biasanya digunakan secara teratur dan terjadwal, bukan saat serangan tiba-tiba.
Jenis ketiga adalah antibiotik inhalasi, yang digunakan pada kondisi infeksi bakteri di saluran pernapasan, terutama pada pasien dengan fibrosis kistik atau infeksi kronis.
Contoh obatnya, tobramycin inhalasi dan colistin, yang digunakan untuk fibrosis kistik, bronkiektasis dan infeksi paru kronis. Penggunaan antibiotik inhalasi harus dalam pengawasan dokter karena risiko resistensi bakteri.
Jenis keempat adalah mukolitik yang berfungsi untuk mengencerkan lendir (dahak) di saluran napas, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk.
Contoh obatnya N-acetylcysteine (NAC) dan hypertonic saline. Obat ini bisa menyebabkan batuk hebat setelah penggunaan dan ini hal normal karena lendir mulai terlepas.
Jenis kelima adalah larutan garam (saline) yang digunakan baik sebagai pelarut obat maupun sebagai terapi tunggal untuk melembapkan saluran napas.
Contoh obatnya adalah Normal saline (NaCl 0,9%), hypertonic saline (NaCl 3% 7%) untuk meningkatkan pembersihan mucus. Obat jenis ini digunakan untuk melembapkan jalan napas dan menenangkan saluran napas iritasi. (*)