Brokoli mengandung sulforaphane, senyawa alami yang terdapat pada sayuran cruciferous dan dikenal memiliki sifat antikanker yang kuat. Sebuah studi laboratorium pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sulforaphane mampu mengurangi jumlah dan ukuran sel kanker payudara hingga 75%.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran cruciferous, seperti brokoli, berkaitan dengan penurunan risiko kanker kolorektal. Sebuah analisis terhadap 35 studi bahkan menemukan bahwa konsumsi sayuran jenis ini secara rutin dapat menurunkan risiko terkena kanker usus besar dan kanker kolorektal. Menambahkan brokoli ke dalam menu beberapa kali dalam seminggu dapat memberikan manfaat perlindungan terhadap kanker.
6. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan kaya akan serat, dan sejumlah penelitian menyebutkan bahwa asupan serat tinggi dapat membantu melindungi tubuh dari risiko kanker kolorektal. Dalam sebuah studi tahun 2006 terhadap 1.905 partisipan yang memiliki riwayat tumor kolorektal, ditemukan bahwa mereka yang rutin mengonsumsi kacang kering yang dimasak memiliki risiko lebih rendah mengalami kekambuhan tumor
Studi lain pada hewan di tahun 2002 juga menemukan bahwa pemberian kacang hitam atau kacang navy kepada tikus, lalu diinduksi dengan kanker usus besar, mampu menghambat pertumbuhan sel kanker hingga 75%. Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi beberapa porsi kacang-kacangan dalam seminggu bisa meningkatkan asupan serat dan membantu mengurangi risiko terkena kanker.
7. Bawang Putih
Sebagai salah satu jenis umbi yang termasuk dalam kelompok sayuran, bawang putih telah lama dimanfaatkan dalam berbagai budaya, baik sebagai bumbu masakan maupun sebagai obat tradisional.
Bawang putih mengandung allicin, yaitu senyawa sulfur yang berfungsi melindungi tubuh dengan menghambat perkembangan sel kanker. Konsumsi bawang putih secara rutin diketahui dapat menurunkan risiko kanker kolorektal, dan kini juga tengah diteliti potensinya dalam mencegah jenis kanker lainnya.
Untuk memaksimalkan manfaatnya saat memasak, disarankan menunggu sekitar 15 menit setelah bawang putih dihancurkan atau dicincang sebelum dipanaskan, agar senyawa aktifnya dapat terbentuk dengan optimal. Bawang putih bisa digunakan sebagai penyedap alami untuk berbagai hidangan gurih.