COVID-19 berdampak pada seluruh lapisan masyarakat. Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang mengalami PHK (Putus Hubungan Kerja). Oleh karena itu masyarakat mencoba untuk bertahan hidup dengan berjualan secara online. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, tanaman, dan lain sebagainya.
Masyarakat secara tidak langsung diwajibkan untuk menjadi aktif, kreatif dan melek teknologi di masa pandemi ini. Segala bentuk kegatan yang melibatkan interaksi banyak orang dianjurkan untuk melakukan secara online. Pun pada dunia seni rupa, munculnya event-event seni rupa berbasis online mulai memeriahkan dunia seni rupa di Indonesia. Pamera seni dilakukan secara daring (dalam jaringan).
Secara tahap, pameran virtual senirupa ini tidak berbeda jauh dengan pameran secara offline. Mulai dari catalog yang dibuat secara virtual, pembukaan pameran yang dilakukan secara live di platform-platform yang disepakati, webinar bedah seni dan karya seni, sampai pada penutupan yang dilakukan secara live. Yang membedakan disini adalah apresiasi masyarakat peminat karya para seniman yang tentu saja mengalami penurunan. Hal ini memunculkan ide baru seniman dalam berkarya melalui art merchandise.
Namun dalam pemasarannya di masa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para seniman. Pemaksimalan aktivitas digital marketing adalah cara yang tepat yang dapat dilakukan dalam menjawab tantangan pemasaran produk art merchandise di dunia seni rupa. Dalam rangka melaksanakan salah satu kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, tim pengabdian masyarakat Universitas AMIKOM Yogyakarta melaksanakan program peningkatan kapasitas digital marketing pada kelompok seni rupa.
Program tersebut dilaksanakan pada kelompok YOUNG (SDI) Yogyakarta. Program pengabdian pada masyarakat ini diketuai oleh Kadek Kiki Astria S.I.Kom.,M.A. bersama dengan Septiyan Victory DamaikaDoutel sebagai anggota pengabdian yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Pada dasarnya anggota kelompok belum memahami digital marketing. Melihat keadaan bahwa digital marketing adalah hal yang belum lumrah di dunia seni rupa, oleh karena itu program ini dilakukan dengan memberikan pemahaman lebih detail mengenai digital marketing, terutama yang paling dekat dengan para seniman yaitu media sosial marketing dengan mengutamakan konten marketing sebagai salah satu strategi dalam pemasarannya.
Kemudian setelah memberikan pemahaman mengenai digital marketing diberikan juga pelatihan melalui video yang berdurasi 8 (delapan) menit. Video tersebut berisi mengenai cara pembuatan media social marketing. Tips dalam mengoperasikan media social marketing, attitude dalam pelaksanaan aktivitas media social marketing, komponen-komponen paling penting dalam aktivitas media social marketing serta strategi dalam membuat konten marketing yang menarik dalam dunia media social marketing.
Karena program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada saat masa pandemi, maka digunakan metode daring dalam pelaksanaannya. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ansyncronous melalui aplikasi WhatsApp dengan membuat group discussion. Pelaksanaan dilakukan dengan pemaksimalan group WhatsApp sebagai media tanya jawab antara tim pelaksana dengan anggota komunitas young SDI Yogyakarta.(Kadek Kiki Astria S.I.Kom., M.A, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta)