Sleman (Hunian) Sehat

Photo Author
- Jumat, 16 Desember 2016 | 11:56 WIB

JAKARTA, Batam menduduki ranking nasional migrasi pekerjaan. Sedangkan Sleman ranking migrasi pendidikan dan tempat tinggal. Real estate perumahan, apartemen, dan kondotel di Sleman pun dibeli orang - orang dari kota besar. Fenomena ini perlu menjadi pertimbangan program Sleman Sehat, akseleratif Dies Natalis 67 UGM.

Agar program Sleman dapat betul - betul dilaksanakan dan dilaksanakan dengan betul menjadi budaya hidup segenap lapisan masyarakat termasuk ‘pendatangí diperlukan interaksi timbal balik. Hal ini perlu didukung sosialisasi konseptual latar belakang tekstual dan kontekstual yang diterjemahkan ke tatanan kawasan Sleman Sehat, utamanya indikator yang kreatif spesifik. Dengan demikian predikat tersebut dapat berdaya guna komprehensif holistik sekaligus bisa ditingkatkan.

Program Sleman Sehat adalah konsep hidup sehat untuk semua penduduk, pembangunan lintas sektor yang berwawasan kesehatan. Di dalam hal ini perlu dipahami bahwa penyebab tekstual tidak sehat adalah faktor lingkungan dan perilaku yang secara interaktif berpotensi menyebabkan penyakit bawaan, radang, kekerasan, infeksi, kanker, kejiwaan, metabolisme dan degeneratif. Faktor lingkungan positif meliputi ekosistem, penghijauan, air bersih, udara segar; faktor lingkungan negatif meliputi polusi dan organisme hidup ( bakteri, virus, jamur, parasit ) penyebab penyakit infeksi/menular. Sedangkan perilaku hidup meliputi pola spiritualitas; pola makan, pola gerak - mobilitas - komunikasi, pola seksual. Selanjutnya berdasarkan SK Mendagri Menkes 1138/VIII/2005 ditetapkan sembilan tatanan kawasan sehat. 1) Pemukiman, sarana prasarana umum; 2) Transportasi lalu lintas; 3) Perambangan; 4) Hutan penghijauan. Kemudian 5) Industri 7 Perkantoran; 6) Kepariwisataan; 7) Ketahanan pangan 7 gizi; 8) Kemandirian masyarakat dan 9) Kehidupan sosial.

Gayung bersambut. Kondisi lingkungan, perilaku dan kesembilan kawasan tersebut didukung faktor geografis alami yang membentang dari Gunung Merapi sampai kampus UGM. Sejarah budaya dan perjuangan masyarakat, secara kontekstual telah berkontribusi positif menjadikan Sleman sebagai tujuan migrasi hunian dan pendidikan tingkat nasional. Hal tersebut perlu disyukuri sekaligus sebagai dorongan tanggung jawab proaktif untuk terus mengendalikan lingkungan dan perilaku lebih kreatif spesifik menuju Sleman Sehat Holistik.

Program Spesifik

Ada beberapa program spesifik. (1) Peningkatan lingkungan positif sekaligus mengantisipasi perubahan iklim global, akseleratif pengendalian lingkungan negatif khususnya polusi dan sumber penyakit menular. Perlu diintegrasikan dengan seluruh puskesmas yang telah terakreditasi, fasilitas rumah sakit tipe D - C - B - A di Sleman yang memang lengkap; pengembangan sistem rujukan BPJS kreatif kerja sama Pemkab. Kemudian (2) peningkatan perilaku spiritualitas kedekatan Allah, sikap toleran, plural, gerakan stop rokok - napza diintegrasikan dengan program pendidikan, filosofi keluarga sakinah pitutur kearifan Jawa sebagai saka guru masyarakat. Perlu diintegrasikan dengan fasilitas pendidikan dan tempat ibadah lintas agama di Kabupaten Sleman.

Selanjutnya, (3) Gerakan kembali ke pola makan vegetarian lewat budaya desa, kuliner tradisional rekreatif perlu terus ditingkatkan. (4) Pengendalian perilaku seksual sehat lewat ketahanan keluarga, kesehatan reproduksi, pemberantasan prostitusi, pornografi, terintegrasi pembinaan spiritualitas. Juga (5) mobilitas perlu dikembalikan budaya kerja keras, silaturahmi kunjungan, pembatasan sarana digital,olahraga tradisional, area publik - desa wisata olahraga massal.

Dengan demikian Sleman sebagai hunian sehat tidak terbatas pada biaya hidup murah, umur harapan hidup tinggi kenyamanan lingkungan, sarana fisik, rekreatif, terbebas dari segala penyakit namun sekaligus berbasis ketentraman holistik. Disyukuri Kabupaten Sleman juga terpilih menjadi pilot proyek nasional pengembangan desa wisata. Hendaknya semua program beserta infrastrukturnya juga difokuskan ke desa wisata; sekaligus sebagai penyeimbang kehidupan kota dan mereduksi efek indeks ketimpangan sosial akibat banyaknya pendatang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X