KRjoja.com - Istilah generasi Z atau lebih popular dengan sebutan kaun genzi sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia, hal ini ditandai dengan maraknya ungkapan-ungkapan dalam keseharian yang menggunakan istilah genzi. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka generasi ini dapat dikategorikan generasi yang melek teknologi. Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada era tahun 1997-2012, dan saat ini mereka sekarang berusia 8-23 tahun. Sedangkan Milenial yaitu generasi yang lahir pada tahun 1981-1996, saat ini berumur 24-39 tahun. Selanjutnya Gen X adalah generasi yang lahir pada tahun 1965-1980, sekarang berusia antara 40-55 tahun.
Berbicara usia genzi, tidak terlepas dari tipikal dan karakter kaum teknologi ini. Ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa kaum genzi ini memiliki pola pikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya baik itu generasi milenial ataupun generasi X. Genzi lebih cenderung memiliki budaya yang serba instan dan praktis, tidak suka bertele-tele dalam menjalankan suatu usaha/bisnis. Kaum genzi ini lebih mengandalkan teknologi daripada pandangan konvensional dalam menjalankan suatu usaha, baik dalam hal penentuan suatu produk, sistem pemasaran dan penentuan strategi dalam keberlanjutan dalam menjalankan usahanya. Bisnis online dan bisnis dengan platform digital menjadi salah satu strategi kaum genzi ini dalam menjalankan usahanya.
Disisi lain, karena banyaknya bisnis keluarga yang hidup ditengah-tengah masyarakat, bangsa Indonesia terkenal dengan budaya berembug bersama dalam menjalankan suatu kegiatan. Bisnis keluarga adalah suatu usaha yang dikelola berbarengan dengan anggota keluarga yang lain dan cenderung turun temurun. Tidak ada larangan bisnis keluarga dikelola secara kekeluargaan sepanjang bisnis tersebut taat dengan aturan-aturan pemerintah seperti halnya membayar pajak. Sebagai pebisnis dalam era teknologi 5.0 ini, pangsa pasar genzi tidak seharusnya ditinggalkan.
Kaum yang mendominasi bangsa Indonesia ini membutuhkan sentuhan-sentuhan tradisi yang senafas dengan eranya. Demikian juga dengan pembangunan bangsa, nada dan iramanya harus ada sentuhan jiwa genzi, walaupun budaya luhur bangsa tidak dapat ditinggalkan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai para pendahulunya beserta karya-karyanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan bangsa tidak terlepas dari kemajuan teknologi, maka dibutuhkan keseimbangan antara kepentingan semua unsur masyarakat dalam lintas generasi.
Di era yang masif dengan kecanggihan teknologi, sudah sangat wajar untuk segala bisnis akan dijalankan dengan roda teknologi melalui media sosial, tidak terkecuali bisnis bidang kuliner. Sudah bukan rahasia umum bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah termasuk rempah-rempah. Makanan asli khas Indonesia terkenal dengan olahan yang lezat karena diolah dengan bumbu-bumbu dan rempah-rempah. Indonesia memiliki banyak suku bangsa dan memiliki makanan khas yang berbeda-beda di setiap daerahnya, maka bila membangun Indonesia dari sisi kuliner sangatlah tepat. Dengan cita rasa kuliner yang beragam, hal tersebut menandakan bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah. Bangsa asing akan mengenal Indonesia melalui wisata kuliner yang tersebar diseluruh negeri ini. Dengan demikian, pembangunan bangsa dapat diwujudkan melalui gerbang wisata kuliner yang dikemas sedemikian rupa, penuh inovasi dan kreasi.
Sajian khas kuliner nusantara sangat mengundang rasa penasaran seseorang untuk datang ke Indonesia dan mencicipi sajian khas kuliner Indonesia. Begitupun dengan penyuka selera dari generasi Z dapat menikmati kuliner nusantara dengan sentuhan dan kreasi yang lebih inovatif sesuai dengan tempo masa kini. Tidak ada yang tidak mungkin dari sajian kuliner bangsa ini untuk tidak dinikmati penikmat kuliner kaum genzi dan hal ini sebagai tantangan pebisnis kuliner untuk menciptakan ide-ide kreatif sesuai selera kekinian yang dapat dinikmati kaum teknologi ini. Dengan menciptakan inovasi dan kreasi tersebut, maka sekaligus dapat melestarikan kuliner masyarakat Indonesia.
Media sosial yang dijejali oleh pengguna kaum genzi dapat diangkat sebagai media menjajakan sajian selera kuliner nusantara. Melalui media sosial ini pula setiap warga masyarakat dapat menikmati sajian kuliner khas tiap daerah dan masyarakatpun dapat memeroleh keuntungan tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memasarkan kuliner. Biaya dan tenagapun dapat ditekan, dan keuntungan dapat meningkat. Salam kuliner Indonesia !! (Dr. Damiasih, MM)