Jalan Tol dan JJLS Yogyakarta: Peluang dan Tantangan

Photo Author
- Jumat, 21 Februari 2025 | 23:10 WIB
Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T., M.T.
Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T., M.T.

KRjogja.com - SEBENTAR lagi jalan tol yang akan menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Surakarta, Semarang/Bawen, serta Yogyakarta International Airport (YIA), bersama dengan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang menghubungkan DIY dengan kawasan selatan Pulau Jawa, menghadirkan manfaat besar sekaligus tantangan yang harus diperhitungkan.

Peluang

Salah satu dampak positif utama dari pengembangan infrastruktur ini adalah meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY, khususnya Kota Yogyakarta. Dengan akses yang lebih lancar dan cepat, wisatawan dari berbagai daerah akan semakin tertarik untuk datang. Dampaknya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata berpotensi meningkat hingga 10-15%, yang juga akan memberikan dorongan bagi perekonomian lokal.

Selain itu, keberadaan jalan tol dan JJLS berpotensi mempercepat pemerataan pembangunan di wilayah selatan DIY. Dengan aksesibilitas yang lebih baik ke daerah seperti Gunungkidul, Kulon Progo, dan Bantul, potensi wisata yang sebelumnya kurang berkembang bisa semakin dilirik oleh wisatawan dan investor. Hal ini dapat membuka peluang baru dalam sektor perhotelan, kuliner, dan jasa pendukung lainnya.

Tantangan

Namun, di samping peluang yang ada, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya beban lalu lintas di perkotaan Yogyakarta. Saat ini, pertumbuhan kendaraan bermotor di DIY mencapai 10% per tahun untuk mobil pribadi dan 7,5% untuk sepeda motor, sementara kapasitas jalan tidak bertambah secara signifikan. Dengan semakin banyaknya kendaraan yang masuk ke Yogyakarta melalui jalan tol, potensi kemacetan di pusat kota dan sekitarnya akan meningkat, terutama saat musim liburan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan pengelolaan lalu lintas yang lebih baik, seperti pengaturan alur kendaraan wisata, penguatan sistem transportasi umum, serta kebijakan pembatasan kendaraan pribadi di kawasan tertentu. Pemerintah perlu mengadopsi strategi seperti rekayasa lalu lintas, optimalisasi lahan parkir, serta peningkatan layanan transportasi publik agar lonjakan wisatawan tidak berdampak negatif terhadap arus lalu lintas.

Tantangan lainnya adalah potensi kurang berkembangnya kota-kota penyangga seperti Bantul, Wates (Kulon Progo), dan Wonosari (Gunungkidul). Dengan adanya JJLS, wisatawan dapat langsung menuju objek wisata di kawasan selatan tanpa harus melewati pusat kota-kota tersebut. Akibatnya, aktivitas ekonomi di wilayah penyangga yang selama ini bertumpu pada arus wisatawan bisa terdampak.

Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan strategi pengembangan kawasan yang lebih inklusif. Pemerintah daerah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan memperkuat sektor pariwisata dan industri kreatif di kota-kota penyangga. Selain itu, kebijakan insentif bagi investor untuk membangun fasilitas pendukung wisata di daerah tersebut dapat membantu mempertahankan daya tariknya dalam peta perjalanan wisatawan.

Kesimpulannya

Jalan tol dan JJLS Yogyakarta menghadirkan peluang besar bagi peningkatan ekonomi dan sektor pariwisata, namun juga menuntut perhatian khusus dalam manajemen lalu lintas serta distribusi pertumbuhan ekonomi yang merata. Untuk memastikan infrastruktur ini memberikan manfaat optimal, perlu adanya perencanaan transportasi yang matang serta kebijakan yang mendukung perkembangan daerah penyangga. Dengan pendekatan yang tepat, pembangunan ini dapat menjadi pendorong bagi kemajuan berkelanjutan di DIY dan sekitarnya. (Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T., M.T., Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X