opini

Bonus Keadilan

Senin, 10 September 2018 | 18:50 WIB

IKUTSERTA mengapresiasi kesuksesan Asian Games 2018, mereka yang berprestasi layak diberi bonus. Melalui berbagai media telah beredar kabar bahwa bonus berupa uang, langsung ditransfer ke rekening atlet dan pelatih. Untuk atlet perorangan peraih medali emas Rp 1,5 miliar, medali perak Rp 500 juta, medali perunggu Rp 250 juta.

Pelatih perorangan/ganda peraih medali emas Rp 450 juta, medali perak Rp 150 juta, medali perunggu Rp 150 juta per orang. Untuk asisten pelatih perorangan peraih medali emas Rp 375 juta, medali perak Rp 50 juta, dan medali perunggu Rp 25 juta. Bonus juga diberikan dalam bentuk pengangkatan status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), dan pemberian rumah untuk atlet tertentu. Selengkapnya, telah ada daftar terinci perihal pemberian bonus tersebut.

Disesuaikan

Besaran dan bentuk bonus berbeda-beda sudah tentu disesuaikan dengan kontribusi penerimanya bagi perkembangan olahraga, nama harum bangsa, dan faktor-faktor lain. Akumulasi berbagai faktor itulah yang mengerucut pada kategori ‘prestasi’, dan berlanjut pada pemberian bonus. Tampak jelas, dalam pemberian bonus ada pertimbangan proporsionalitas. 

Dalam perspektif hukum, bonus merupakan penghargaan dan wujud konsistensi pelaksanaan hukum sehingga berbuah keadilan. Prestasi, bonus dan keadilan merupakan rangkaian unsur, terjalin sebagai benang merah, dan merupakan darah-dagingnya pelaksanaan hukum. Prestasi tanpa bonus adalah ketidakadilan. Bonus tanpa prestasi juga ketidakadilan. Ketidakadilan manapun perlu dijauhkan dari dunia olahraga. 

Presiden berjanji bonus akan sampai pada para penerimanya sebelum keringat mereka kering. Bila janji itu terpenuhi, maka pantas kata-kata indah disanjungkan sebagai amalan ibadah berdasarkan perintah Nabi. Ajaran Nabi adalah kebenaran dari Tuhan. Alangkah indahnya ketika nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa, diamalkan di dunia olahraga. 

Prestasi, bonus, dan keadilan tidak datang tiba-tiba, jatuh dari langit, kecuali ada

usaha sungguh-sungguh meraihnya. Usaha bersama dan berkelanjutan, pembinaan secara sistemik, dukungan dana dan fasilitas memadai, merupakan rangkaian unsur dan proses panjang menuju prestasi. Ada kebanggaan ketika prestasi dapat diraih. 

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB