Tiga Ranah
Proses taÃawun perlu didahului dengan taÃaruf dan tafahum. TaÃaruf dan tafahum terhadap kader yang telah berkelana di bidang politik perlu menjadi agenda untuk mendengarkan visi dan misi mereka membawa khitah Muhammadiyah di jagat belantara politik praktis.
Sebagaimana berita Kedaulatan Rakyat (Sabtu, 10/3) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta secara resmi mendukung M Afnan Hadikusumo untuk maju dalam pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Penunjukan ini perlu mendapat respons dari IMM. IMM DIY khususnya perlu berjejaring mendukung cucu Ki Bagus Hadikusumo berlaga menuju Senayan. Dukungan itu tidak hanya sebagai bukti moral sokongan kader terhadap perintah Persyarikatan. Namun juga upaya mendorong kader IMM untuk berkiprah pada bidang politik. Dukungan kepada Afnan Hadikusumo oleh IMM akan semakin menguatkan peran dan menyukseskan transformasi kader.
Transformasi kader menjadi hal utama. Artinya, kader muda Muhammadiyah termasuk di dalamnya IMM perlu terus berkhidmat pada tiga ranah, kemahasiswaan, keagamaan, dan kemasyarakatan sebagaimana khitah perjuangan organisasi otonom Muhammadiyah dengan jas merah ini. Saat mereka tercatat sebagai mahasiswa, kiprah IMM perlu membangun intelektualitas kader. Intelektual organikómeminjam istilah Gramsci perlu menjadi pilihan langkah mengembangkan organisasi. Saat sudah purna IMM, selayaknya mereka kembali ke-Muhammadiyah dan memperkuat jejaring sosial Persyarikatan.
Berkhidmat pada bidang keagamaan dan kemasyarakatan dengan menempatkan kader terbaik di berbagai bidang menjadi hal utama. Inilah wujud transformasi sumber daya kader. Kader perlu disebar ke berbagai bidang dan menguatkan jejaring Muhammadiyah. Semakin banyak kader bertransformasi, perkaderan di Muhammadiyah akan semakin baik dan kuat. Selamat Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
(Benni Setiawan. Dosen Ilmu Komunikasi UNY, anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 14 Maret 2018)