opini

Darurat Bencana Banjir dan Longsor

Senin, 12 Februari 2018 | 14:53 WIB

BENCANA banjir dan longsor tergolong bencana hidrologi. Bencana ini muncul karena kerusakan ekosistem daratan sehingga merusak sistem hidrologi air terutama air hujan. Longsor dan banjir paling mendominasi dibanding bencana lainnya.

Pulau Jawa termasuk wilayah dengan kejadian bencana hidrologi sangat sering. Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang dilanda banjir. Selama 2017 terjadi 146 kali, Provinsi Jawa Tengah mencapai 130 kali dan di Jawa Barat sekitar 115 kali. Sedang bencana longsor paling sering terjadi di Provinsi Jawa Tengah yakni 270 kali, di Provinsi Jawa Barat sekitar 134 kali dan urutan ketiga paling sering yaitu Jawa Timur sekitar 103 kali. (Statistik Lingkungan 2017).

Bencana banjir dan longsor tidak luput karena negara Indonesia sangat banyak kawasan sungai dan kawasan yang berair. Tercatat sekitar 5.590 sungai dan 1.035 danau membelah bumi pertiwi Indonesia (Statistik Lingkungan, 2017).

Rawan

Secara keseluruhan total luas wilayah Indonesia mencapai 1.913.578,68 KM2. Di antara luas wilayah itu maka luas perairan mencapai 7,9 juta KM2atau sekitar 81% dari total luas wilayah secara keseluruhan. Dominasi luas perairan ini menjadikan negeri Indonesia rawan bencana banjir.

Selain itu Indonesia tergolong wilayah yang sangat sering terjadi hujan. Hujan menjadi berkah jika daratan berhasil membuat hujan masuk kedalam tanah. Hanya saja hujan itu malah terbuang dan menjadi bencana. Satu sisi kondisi sungai rusak berat. Terjadi pendangkalan dan rusak kawasan hijaunya. Terakhir, pulau Jawa pesat dalam hal urbanisasi.

Urbanisasi tidak dipungkiri dan tidak terbendung. Penduduk dari desa datang ke perkotaan akibat desa tidak mendukung kehidupan. Pertambahan penduduk kota turut menyempitkan ruang-ruang perkotaan. Rumah kontrakan harus bertambah banyak, perumahan, dan bangunan liar tanpa izin bertebaran di kota.

Kawasan kota bisa kumuh lantaran penduduk berpotensi untuk menghasilkan limbah di samping menekan ruang. Kemudian, penduduk ini butuh pekerjaan sehingga tidak dipungkiri industri-industri dibangun dengan pesat. Tujuan awal memang baik yaitu untuk menampung mereka agar bisa bekerja. Hanya saja bermasalah terhadap aliran hidrologi. Bahkan, bertambahnya penduduk ikut bertambah pula konsumsi akan kendaraan. Sedangkan pola pengendalian kendaraan bukan mengendalikan produksi.

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB