PEMBERSIHAN besar-besaran terhadap para koruptor sedang dilakukan di Arab Saudi (KR, 6/11). Lembaga anti-korupsi Arab Saudi dipimpin Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman ini telah menahan 11 pangeran, empat menteri senior dan belasan mantan menteri. Dari 11 pangeran yang ditahan, ada nama Pangeran Alwaleed bin Talal. Salah satu orang terkaya dunia versi Forbes dengan nilai kekayaan mencapai 17 miliar dolar. Pangeran Alwaleed juga menanamkan investasinya di Twitter, Apple, Hotel Four Seasons dan bahkan membeli hotel dan kapal pesiar dari Donald Trump.
Pemberantasan terhadap perilaku koruptif yang dilakukan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bertujuan untuk membangun Arab Saudi yang modern. Maka tidak mengherankan jika pascapemecatan yang dilakukan Raja Salman terhadap sejumlah petinggi kerajaan yang di dalamnya termasuk kepala National Guard dan menteri ekonomi, Raja Salman kemudian membentuk lembaga anti-korupsi. Lembaga anti-korupsi ini memiliki kewenangan untuk membekukan rekening bank, pembatasan perjalanan dan surat perintah penangkapan. Selain itu, lembaga juga melakukan nvestigasi terhadap insiden banjir di Jeddah pada tahun 2009 dan kasus virus Pernapasan Timur Tengah (MERS) yang telah menelan ratusan orang pada tahun 2012.
Gebrakan reformasi yang dilakukan Raja Salman barubaru ini telah mendapatkan dukungan dari beragam pihak tidak hanya dari rakyat Arab Saudi, tetapi juga dari dewan ulama tertinggi Arab Saudi. Menurut pandangan ulama, perilaku koruptif bukan ajaran Islam dan memiliki potensi yang sangat besar bagi kehancuran negara. Setidak-tidaknya ada dua alasan penting mengapa Raja Salman yang dilantik menggantikan Raja Abdullah pada 2015 melakukan reformasi birokrasi di Arab Saudi.
Pertama adalah alasan investasi asing. Raja Salman sangat sadar betul bahwa Arab Saudi tidak boleh menggantungkan pertumbuhan ekonominya hanya pada satu sumber yakni minyak. Arab Saudi dikenal sebagai pemilik cadangan minyak terbesar dunia yang mencapai 262.700.000.000 dengan produksi minyak mencapai 9.475.000 per hari (2005). Dalam hal ini, minyak merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui, maka perlu dicari alternatif lain di luar sumber minyak. Sumber minyak dalam jangka tertentu akan habis dan sebelum hal ini terjadi maka Raja Salman menyiapkan langkah-langkah strategis dalam menggerakkan ekonomi Arab Saudi.
Investasi asing merupakan jalan keluar atas persoalan minyak. Dalam konteks investasi, investor akan datang ke Arab Saudi jika pemerintahan Arab Saudi mengedepankan pemerintahan yang bersih dan birokrasi yang praktis dalam hal pelayanan terhadap investor. Para investor tidak akan datang ke sebuah negara khususnya ke Arab Saudi jika pejabat-pejabat di pemerintahan Arab Saudi banyak yang berperilaku koruptif. Maka membangun atmosfer pemerintahan yang bersih dari korupsi merupakan cara terbaik untuk menarik para investor. Agar mau menanamkan sahamnya sehingga pertumbuhan ekonomi Arab Saudi bisa berkembang pesat.
Kedua adalah rotasi pemerintahan. Raja Salman memilih Pangeran Mohammed bin Salman yang saat ini berusia 32 tahun sebagai putra mahkota bukan tanpa alasan. Pangeran Mohammed bin Salman adalah sosok yang visioner dan cerdas. Bakat kepemimpinannya dan wawasannya yang luas, Pangeran Mohammed bin Salman menjadi figur yang sangat berpengaruh khususnya di industri eksporter minyak dunia. Maka tidak mengherankan jika pada bulan Juni 2017, Raja Salman menunjuk Pangeran Mohammed bin Salman sebagai penerusnya jika suatu saat nanti wafat.
Pemilihan Pangeran Mohammed bin Salman sebagai ketua lembaga anti-korupsi merupakan cara Raja Salman untuk mentransfer kekuasaannya secara perlahan-lahan ke putranya. Tidak hanya itu, Raja Salman juga memberikan otoritas penuh ke Pangeran Mohammed untuk mengendalikan masalah pertahanan dan ekonomi Arab Saudi. Pangeran Mohammed juga dikenal dengan sosok yang memperkenalkan Islam moderat yang antikekerasan dan sosok di balik diperbolehkannya perempuan Arab Saudi mengendarai mobil.
Bisa disimpulkan, pemerintahan yang bersih akan menarik investor untuk berrinvestasi di Arab Saudi. Karakter pemimpin yang visioner seperti Pangeran Mohmmed diharapkan mampu membawa Arab Saudi menjadi negara yang maju dan kuat di masa yang akan datang.