opini

Karakter Kerja untuk Kemandirian Bangsa

Sabtu, 20 Mei 2017 | 08:19 WIB

CITA-CITA menjadi bangsa mandiri telah diikrarkan sejak zaman kemerdekaan, baik kemandirian secara ekonomi, politik, maupun pertahanan dan keamanan. Untuk mewujudkannya, Bangsa Indonesia harus memiliki daya saing, ketangguhan, dan karakter kerja yang kuat di tengah tantangan global yang semakin berat dan kompleks. Tanpa itu semua, Bangsa Indonesia hanya akan menjadi ‘sapi perah’globalisasi.

Karakter kerja yang kuat hakikatnya dimiliki Bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Terbukti, dengan kerja keras segenap komponen bangsa, telah menghantarkan Indonesia merdeka dan berdaulat. Presiden Soekarno pernah membakar semangat para pemuda dengan pidatonya: "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 Ω sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli...." Agar pesan pidato tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan historis semata, diperlukan pola pembinaan yang konsisten untuk memperkokoh karakter kerja bangsa Indonesia.

Saat ini, terdapat dua warning yang perlu kita perhatikan bersama. Pertama, indeks daya saing global Indonesia yang turun dari peringkat 37 di tahun 2015 menjadi 41 di tahun 2016, dari 138 negara. Kita berada di bawah 3 negara tetangga, yaitu Singapura (2), Malaysia (25), dan Thailand (34). Kedua, indeks pembangunan manusia Indonesia tahun 2015 berada pada peringkat 113 dan termasuk dalam kelompok medium human development. Lagi-lagi kita masih berada jauh di bawah Singapura (5-very high human development), atau Malaysia (59) dan Thailand (88) keduanya termasuk high human development.

Modal Dasar

Sesungguhnya, Indonesia memiliki dua modal dasar untuk menjadi bangsa mandiri, yaitu sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Salah satu sektor SDA, misalnya energi. Data Dewan Energi Nasional menyebutkan pada tahun 2015 cadangan minyak bumi nasional sebanyak 7,3 miliar barel; cadangan gas bumi 150,39 TSCF; dan sumber daya batu bara sampai dengan 2015 sebesar 127 miliar ton dengan cadangan 32,3 miliar ton. Indonesia juga memiliki potensi energi baru dan terbarukan yaitu potensi tenaga air, angin, surya, dan arus laut.

Dari sisi SDM, kajian BKKBN menyebutkan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2030, yakni ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk usia kerja. Diperkirakan porsi penduduk usia produktif (usia kerja) antara 15-64 tahun mencapai 70% dari total populasi, sehingga beban tanggungannya sekitar 0,4-0,5. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 40-50 penduduk non-produktif.

Peran Pendidikan

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental menjadi salah satu momentum awal yang dicanangkan Presiden Jokowi dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter Bangsa Indonesia. Salah satu program dalam Inpres tersebut adalah Gerakan Indonesia Mandiri. Kita harus membulatkan tekad untuk menjadikannya sebagai gerakan bersama rakyat dan pemerintah. Harapannya, akan lahir manusia Indonesia yang mandiri dan memenangi persaingan global.

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB