opini

Kuasa Jempol

Jumat, 21 April 2017 | 22:38 WIB

Atas kuasa jempol di media sosial, manusia sebagai makhluk berakal budi tidak lagi diposisikan sebagai subjek pengguna bahasa dalam proses komunikasi secara verbalvisual. Melainkan didekonstruksi menjadi sekadar objek tanda di tengah sistem kapitalisme global. Sementara bahasa sehari-hari yang dianggap komunikatif dalam konteks ini kemudian dipelintir menjadi wahana ekspresi manusia jahat bertajuk berperangai kekerasan verbal-visual. Ia bersalin wajah menjadi teroris verbal-visual dengan mengenakan baju seragam kebrutalan.

Jika kuasa sang jempol di media sosial tidak diantisipasi, akan terjadi mandulnya proses komunikasi dialogis antarpara pihak. Artinya, sang komunikator yang menjalankan laku komunikasi verbal-visual lebih mengedepankan tabiat egoisme individual atau golongan. Atas kuasa sang jempol jahat tersebut, mereka mati rasa. Mereka memasuki kasta baru sebagai manusia modern yang gagap menjalankan sebuah jalinan komunikasi cinta yang komunikatif. Benarkah demikian?

(Dr Sumbo Tinarbuko. Pemerhati Budaya Visual dan Dosen Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Kamis 20 April 2017)

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB