opini

Bhinneka Tunggal Ika dari Ketandan

Jumat, 10 Februari 2017 | 23:52 WIB

Menghidupi Keharmonisan

Tan Djin Sing dan keberadaan Kampung Ketandan yang telah ratusan tahun menjadi saksi sejarah betapa harmonisnya relasi Tionghoa dengan Jawa di Yogyakarta. Atmosfer saling menerima dan menghormati antarsuku dan budaya turut tercipta dari Ketandan. Sejarah telah mencatat kisah harmonisnya dengan tinta emas.

Kini masyarakat diajak untuk terus menghidupi kisah ini dalam relasi sehari-hari. Dengan demikian Yogyakarta Istimewa tak sekadar slogan, namun mampu menjadi barometer hidup bersama masyarakat Indonesia yang majemuk. Selamat menikmati Bhinneka Tunggal Ika dari Ketandan!

(Hendra Kurniawan MPd. Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, menekuni kajian Sejarah Tionghoa. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 10 Februari 2017)

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB