Menghidupi Keharmonisan
Tan Djin Sing dan keberadaan Kampung Ketandan yang telah ratusan tahun menjadi saksi sejarah betapa harmonisnya relasi Tionghoa dengan Jawa di Yogyakarta. Atmosfer saling menerima dan menghormati antarsuku dan budaya turut tercipta dari Ketandan. Sejarah telah mencatat kisah harmonisnya dengan tinta emas.
Kini masyarakat diajak untuk terus menghidupi kisah ini dalam relasi sehari-hari. Dengan demikian Yogyakarta Istimewa tak sekadar slogan, namun mampu menjadi barometer hidup bersama masyarakat Indonesia yang majemuk. Selamat menikmati Bhinneka Tunggal Ika dari Ketandan!
(Hendra Kurniawan MPd. Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, menekuni kajian Sejarah Tionghoa. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 10 Februari 2017)