opini

Keluarga Sangat Berperan Penyediaan Makanan Pendamping ASI Berkualitas Untuk Generasi Emas

Jumat, 26 Januari 2024 | 04:11 WIB
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dan tidak ada bandingan dengan produk buatan.

Pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024 ini mengusung tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas”. 

Hari Gizi Nasional menjadi momentum penting untuk mengajak semua pihak, mulai dari keluarga, swasta, organisasi profesi Kesehatan, Lembaga Pendidikan Kesehatan, hingga lembaga pemerintah, untuk bersama-sama mengatasi masalah stunting di Indonesia. Peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024 ini mengusung tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas”. 

Mewujudkan generasi emas 2045 merupakan impian seluruh rakyat Indonesia. Pada usianya yang ke-100 tahun Indonesia dapat memanfaatkan peluang bonus demografi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) berkualitas, yakni SDM yang sehat, cerdas, kreatif dan berdaya saing secara global. Dapat dikatakan kunci utama dalam mewujudkan mimpi tersebut terletak pada penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Salah satu tantangan pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas adalah masalah kesehatan dan gizi yakni stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Dampak jangka pendek sangat mengganggu kualitas SDM dari stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme. Sedangkan dampak jangka panjangnya menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik. Bahkan ketika dewasa nanti akan memiliki tubuh pendek, tingkat produktivitas yang rendah serta tidak memiliki daya saing di dalam dunia kerja.

Stunting merupakan ancaman serius dalam mewujudkan SDM Indonesia yang handal dan berkualitas. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, masalah degradasi lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Pencegahan dan penanggulangan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi keluarga juga mempunyai peran penting. Salah satu pembaruan strategi percepatan penurunan stunting adalah pendekatan keluarga melalui penyediaan makanan pendamping air susu ibu (MP ASI) baik kualitas dan kuantitas. Hasil kajian pada efek positif yang didapatkan dari pemberian makanan tambahan dalam bentuk protein hewani dibandingkan biskuit dan susu kotak.

Keluarga akan berperan sebagai ujung tombak percepatan penurunan stunting. Keluarga berperan penting mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya. Untuk itu penting langkah awal untuk penguatan keluarga sebagai pilar awal pencegahan stunting. Upaya pencegahan dapat dilakukan dari awal perencanaan keluarga, Upaya pencegahan stunting dapat dimulai dari masa sebelum kehamilan.

Rencanakan dengan baik kehamilan yang diinginkan oleh calon orangtua, memastikan gizi ibu hamil tercukupi, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan gizi seimbang. Keluarga akan mengawal proses percepatan penurunan stunting upaya pencegahan stunting ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga untuk dapat fokus memperhatikan gizi anaknya.

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik hewani maupun nabati) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku keluarga, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Dimulai dari edukasi tentang gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan. Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu), maka dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya.

Peran keluarga dalam menyediakan makanan pendamping ASI yang berkualitas bagi generasi emas sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Penelitian telah menunjukkan bahwa dukungan keluarga, terutama dari ayah, memainkan peran penting dalam pemberian MP ASI. Ayah dapat berbagi beban pengasuhan, belajar tentang pemberian MP ASI, dan memberikan dukungan emosional dan praktis kepada ibu, yang secara positif mempengaruhi keberhasilan pemberian MP ASI dan menyusui. Selain itu, keyakinan ibu tentang makanan sehat dan bergizi yang cukup telah terbukti memfasilitasi pemberian ASI dengan memproduksi ASI yang cukup. Selain itu, dukungan keluarga yang mendorong, termasuk kata-kata pujian dan dorongan, berkontribusi pada kebanggaan dan kebahagiaan ibu dalam memberikan ASI dan MP ASI kepada bayinya. Selain itu, peran keluarga juga meluas hingga ke tempat kerja, di mana pemberi kerja dapat menyediakan sistem pendukung dan fasilitas bagi ibu untuk memerah dan menyimpan ASI, sehingga memungkinkan mereka untuk tetap menyusui saat bekerja.

Jelaslah bahwa ASI merupakan sumber makanan terpenting bagi bayi yang baru lahir karena kandungan gizinya yang tinggi. Namun, tantangan seperti kurangnya pengetahuan tentang rekomendasi pemberian makan bayi yang tepat di antara anggota keluarga dapat menyebabkan pengenalan makanan yang tidak direkomendasikan secara dini, yang berdampak pada tumbuh kembang anak. Konten edukasi dan dukungan dari anggota keluarga telah terbukti memengaruhi keputusan ibu untuk menyusui secara eksklusif dan pemberian makanan pendamping secara tepat.

Selain dukungan keluarga, faktor-faktor seperti kurangnya dukungan bagi ibu yang kembali bekerja atau pendidikan, usia ibu, serta pengetahuan dan keterampilan menyusui juga memengaruhi praktik MP ASI. Selain itu, dukungan instrumental-sosial yang diberikan secara langsung oleh keluarga juga berkontribusi terhadap keberhasilan pemberian MP ASI.

Pengetahuan dan dukungan keluarga, termasuk dukungan dari nenek, memainkan peran penting dalam keberhasilan praktik menyusui dan motivasi pemberian MP ASI. Pengetahuan ibu telah diidentifikasi sebagai faktor dominan dalam keberhasilan pemberian MP ASI, yang menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran keluarga. Secara keseluruhan, peran keluarga dalam memberikan dukungan, pengetahuan, dan dorongan kepada ibu sangat penting untuk keberhasilan pemberian MP ASI yang berkualitas bagi generasi emas.****

Ali Rosidi, Dosen Gizi Unimus, Anggota Persagi Jateng, Pengurus Pergizi Pangan Jateng serta Pengurus Forum Tempe Indonesia Jateng)

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB