opini

Camaba Gen Z

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 12:30 WIB
Prof. Ir. Djoko Budiyanto SHR., Ph.D


KRjogja.com - SITUASI penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi swasta (PTS) pada bulan ini di Indonesia menunjukkan beberapa dinamika yang menarik. Di tengah persaingan yang ketat dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), utamanya peningkatan kapasitas dari tahun ketahun 2022 sebesar 209.811, tahun 2023 sebesar 259.635 dan tahun 2024 menjadi 272.248. PTS dihadapkan pada tantangan lain yakni masih tinggi peluang pasar yang belum sepenuhnya tergarap. Ada sekitar 9,9 atau 22,25 persen dari 44,7 juta generasi Z masuk golongan not in employment, education, and training (NEET).

Menganalisa karakteristik Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 merupakan hal yang menarik. Generasi ini tumbuh dalam pengaruhi situasi sosial, ekonomi, dan teknologi cenderung berbeda dengan generasi sebelumnya. Dalm konteks sosial ekonomi Gen Z tumbuh di tengah ketidakstabilan ekonomi global, contoh krisis keuangan 2008 membuat generasi ini cenderung pragmatis.

Hal ini dapat diterjemahkan bahwa seberapa besar sebuah tindakan berimpak pada aspek ekonomi. Sebagai contoh misalnya apakah mengambil pendidikan tinggi akan berefek langsung pada naiknya peluang kerja tetapi dianggap lebih mudah digapai. Itu sebabnya dalam beberapa konteks pendidikan tinggi yang diangggap njlimet contoh pendidikan keteknikan tidak terlalu diminati.

Baca Juga: Yuk ke JEC, Hari ini Pertarungan Crosser di Trial Game Dirt 2024 Semakin Seru!

Sebagai native digital, gen Z sangat dipengaruhi teknologi digital, dalam berinteraksi dalam berbagai kegiatan misal komunikasi, belajar, dan bekerja. Berbagai platform social yang berbasis bahkan dipakai untuk membentuk identitas diri, berbagi pendapat. Itu sebabnya media social online dan komunitasnya sangat berpengaruh pada pola pengambilan keputusan mereka.

Dengan mengamati data masih tingginya potensi gen z sebagai calon mahasiswa baru dan adanya nya kecenderungan menurunya jumlah pendaftar perguruan tinggi swasta nampaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sisi PTS. Dari banyak hal nampaknya yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan adalh penggunaan media digital.

PTS perlu aktif di platform media sosial yang populer di kalangan Gen Z, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Walaupun saat ini sudah banyak PTS yang mempergunakan, akan tetapi cara penyampaian masih memakai sudut pandang generasi baby boomer, efeknya masih kurang diminati.

Baca Juga: Jogja Fashion Week 2024 Day#2, Desainer Pamerkan Ragam Kombinasi Wastra Nan Apik

Kondisi ini dapat terlihat sedikitnya follower dan viewer. Karena Gen Z sangat berorientasi pada karir, PTS harus meyakinkan bahwa program mereka dapat membuka peluang kerja secara nyata. PTS perlu membuat konten menarik dan kreatif agar experience dalam berbagai bentuk produk komunikasi, seperti video testimoni, tur kampus virtual, dan cerita sukses alumni, yang bisa dirasakan Gen Z sehingga persepsi positif akan muncul.

Mengingat pentingnya pendapat rekan sebaya secara online, PTS dapat memanfaatkan strategi peer-to-peer marketing. Melirik kasus kafe yang laris, rating dan komentar teman online menjadi landasan pembuatan keputusan Gen Z untuk berkunjung ke kafe tersebut. Situasi tersebut bisa diadopsi PTS misalnya dengan Program pengenalan kuliah di kampus, di mana calon mahasiswa diberikan experience kuliah, kemudian membagi pengalaman tersebut dengan calon mahasiswa melalui media sosial, webinar, dan acara langsung. Karena informasi online menjadi penting, maka reputasi yang kuat dalam hal kualitas pendidikan, akreditasi, dan keberhasilan lulusan juga harus disampaikan secara konsisten melalui semua saluran yang diakses oleh Gen Z, termasuk situs web resmi, media sosial, WAG dan publikasi kampus.

Baca Juga: Warisan Budaya, Kopi Joss Masuk dalam Domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional

Hal lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah perlunya PTS melakukan inovasi khususnya dalam pendidikan berbasis teknologi yang sangat dibutuhkan oleh Gen Z. Mereka mengharapkan pengalaman pendidikan yang relevan dengan era digital. Ketika PTS tidak mampu menyediakan fasilitas seperti laboratorium digital, program pembelajaran online yang interaktif, dan infrastruktur teknologi lainnya, kemungkinan minat calon mahasiswa dari Gen Z akan menurun. (Prof. Ir. Djoko Budiyanto SHR., Ph.D. Guru Besar FTI Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB