opini

Pembayaran Digital

Rabu, 25 September 2024 | 13:58 WIB
Dr. Suparmono.

KRjogja.com - PERKEMBANGAN sistem pembayaran digital di Indonesia berkembang secara fantastis pasca pandemi. Transaksi digital nasional 14 kali sejak tahun 2022 sampai kini.

Perubahan perilaku transaksi ini didorong pula oleh struktur demografis di Indonesia yang dominasi lebih dari 50 persen kaum milenial dan generasi Z. Kaum milenial 69,9 juta orang atau 25,8 persen dan gen Z 75,5 juta orang atau 27,5 persen merupakan kelompok umur produktif yang berpotensi meningkatkan tren penggunaan pembayaran digital.

Dua generasi ini lebih menyukai sistem pembayaran untuk transaksi yang cepat, mudah, murah, aman dan handal. Uang tunai tidak lagi menjadi pengisi dompet, tapi gadget lah yang memegang seluruh kebutuhan kesehariannya. Perubahan perilaku ini beruntungnya didukung infrastruktur dan sistem yang dikembangkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia.

Kemudahan ini pula yang secara tidak langsung akan mendorong perubahan perilaku konsumen. Gen Z dan milenial dapat menyalurkan kesukaan berbelanja untuk berbagai kebutuhan, penting atau hanya sekedar kesukaan. Pertimbangan transaksi digital pertimbangannya serasa lebih ringan dibandingkan transaksi dilakukan secara konvensional dengan pembayaran tunai. Konsumsi meningkat dan ini dapat mendorong perkembangan ekonomi, tidak terkecuali usaha mikro dan kecil yang sudah mengikuti teknologi pembayaran digital ini.

Terlihat dari pengguna Qris misalnya, yang telah melibatkan 32,7 juta mercan atau 50,5 juta pengguna. Lalu bagaimana perubahan perilaku ini dampaknya terhadap kelas menengah di Indonesia. Saati ini, proporsi kelas menengah Indonesia pada tahun 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk. Kelas menengah ini merupakan kelompok penopang perekonomian Indonesia, karena 82 persen Masyarakat berada pada kelompok ini. Selain itu, jumlah penduduk kategori menuju kelas menengah atau 'aspiring middle class' terus bertambah mencapai 137,5 juta jiwa pada tahun 2024 sementara di tahun 2019, jumlahnya 128,85 juta jiwa.

Selain mempermudah transaksi di dalam negeri, kemudahan ini juga dapat mengatasi kesulitan dan kerumitan transaksi antar negara. Bertransaksi saat berkunjung ke negara lain, kemudahan ini juga dapat dirasakan. Kerjasama yang dikembangkan Bank Indonesia dengan lembaga dan otoritas di negara-negara ASEAN memastikan keamanan, perlindungan konsumen, dan interkoneksi yang lancar antara negara-negara ASEAN.

Tantangan kedepan adalah mendorong kelompok yang belum tersentuh perkembangan teknologi pembayaran digital ini. Tantangan itu lebih pada perubahan persepsi dan budaya Masyarakat untuk menggunakan sistem digital ini, selain pemeratan ketersediaan infrastruktur antar daerah. Kekhawatiran dari aspek keamanan, sampai dengan saat ini tidaklah menjadi permasalahan dalam penggunaan pembayaran digital.

Di sisi lain, kemudahan bertransaksi dan tren yang berkembang di Masyarakat bagusnya adalah terjadinya peningkatan konsumsi, tapi jangan menjadi pendorong terjadinya inflasi. Bila konsumsi itu terarah pada sektor yang mampu menciptakan kesempatan kerja, tentunya ini efek baik yang diharapkan dari perkembangan pembayaran digital. Kelompok yang tidak muda lagi pun telah meningkat minat penggunaan pembayaran digital ini. Dari strukturnya terdiri dari 48 persen usia yang tergolong generasi X, baby boomer, dan generasi alpha.

Teknologi berubah, sistem pembayaran akan juga akan berkembang kedepannya. Inti dari perkembangan itu tentunya akan bertumpu pada kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan murahnya biaya transaksi. Selama poin itu terpenuhi, perkembangan sistem pembayaran akan menjadi sebuah keninscayaan. Inilah yang terus digali dan dikembangkan oleh pemerintah yang tentunya mengiringi pengembangan infrastruktur transaksi yang dibutuhkan seiring perkembangan teknologi. (Dr. Suparmono, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yogyakarta, pengurus ISEI dan Peneliti Senior Sinergi Visi Utama Consulting)

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB