KRjogja.com - SEIRING kemajuan teknologi, dinamika transformasi pendidikan mengalami perkembangan secara pesat. Hal ini dimungkinkan karena adanya metode dan sistem pembelajaran yang didukung oleh teknologi dari dunia digital yang mampu memajukan ilmu pengetahuan dalam mempersiapkan masa depan, terutama bagi Generasi Z yang merupakan generasi yang paling melek teknologi dan diuntungkan oleh keunggulan demografis, sepenuhnya berada dipundak komunitas pendidikan.
Generasi Z sering mengalami demoralisasi akibat pengaruh media sosial yang merugikan, misalnya kejahatan, perjudian, pembuatan konten pornografi atau SARA, perundungan, penipuan, penyebaran berita bohong, dan bahkan radikalisme sering terjadi.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Masyarakat Potensi Cuaca Ekstrem pada Libur Nataru
Kurangnya kesadaran akan pendidikan karakter akan berdampak negatif bagi generasi muda bangsa, antara lain: tindakan radikalisme, tawuran pelajar dan munculnya sikap yang tidak mewakili generasi muda bangsa Indonesia. Isu-isu tersebut dilatar belakangi oleh kegagalan dalam memasukkan pendidikan karakter ke dalam komponen pendidikan.
Dari permasalahan tersebut, telah direspon oleh Menteri Pendidikan dasar dan Menengah (MENDIKDASMEN) yakni Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. Menurut Abdul Mu'ti dalam menghadapi persoalan ini, Kemendikdasmen pada bulan Desember 2024, akan meluncurkan sebuah alternatif dalam membangun karakter bangsa lewat program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”.
Ketujuh kebiasaan itu adalah:
(1) bangun pagi,
(2) beribadah,
(3) berolahraga,
(4) gemar belajar,
(5) makan makanan sehat dan bergizi,
(6) bermasyarakat,
(7) tidur cepat.
Melalui program ini, Kemendikdasmen berusaha untuk membangun ekosistem pendidikan sebagai institusi yang di dalamnya terjadi dua proses sosiologis dan integrasi nasional. Yaitu pendidikan membentuk karakter bangsa dan integrasi generasi bangsa dengan pendidikan sebagai salah satu sarananya.