opini

Pentingnya Feedback bagi Organisasi

Rabu, 16 Juli 2025 | 08:57 WIB
Rosa De Lima Dyah Retno Palupi, S.M., M.M.

KRjogja.com - FEEDBACK karyawan seringkali diabaikan dalam sebuah organisasi. Banyak manajer memberikan posisi defensif kepada karyawan sehingga karyawan merasa tidak memiliki hak untuk dapat mengutarakan apa yang dirasakan dan diinginkan. Yang sering terjadi hanyalah komunikasi satu arah yaitu suatu keadaan di mana manajer memberikan feedback kepada bawahan.

Bill Gates, CEO dari Microsoft Corporation mengungkapkan bahwa “We all need people who give us feedback. That’s how we improve”. Sejatinya, setiap orang dalam sebuah organisasi memerlukan feedback yang jujur untuk dapat mengetahui sebenarnya sudah seberapa baik mereka melakukan pekerjaannya dan seberapa jauh kinerjanya berjarak dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

AllVoice (2021) dalam penelitiannya pada karyawan di Amerika menyebutkan bahwa sebanyak 36% perusahaan tidak memiliki program pemberian feedback, 79% karyawan telah berbagi feedback dengan atasan, dan hanya 38% responden yang meyakini bahwa feedback dapat menghasilkan kemajuan organisasi secara menyeluruh. Lebih lanjut, 74% responden lebih bersedia membagikan feedback jika benar – benar anonim, dan yang menjadi perhatian adalah 41% responden meninggalkan perusahaan karena merasa tidak didengarkan.

Oleh karena itu, mengembangkan budaya memberikan feedback sangat penting karena selain karyawan merasa bahwa organisasi menghargai dan memberikan kesempatan mereka untuk berkontribusi dalam tercapainya tujuan organisasi, budaya memberikan feedback juga memberikan clue bagaimana manajer harus mengemas feedback menjadi sebuah kebijakan yang efektif untuk diterapkan.

Para manajer perlu berfokus pada feedback. Mereka perlu menampung semua feedback secara real time yang pada akhirnya hal ini lebih berguna terutama dalam penyelesaian masalah dibanding menggunakan penilaian kinerja tahunan. Membangun budaya feedback membuat karyawan merasa aman dan nyaman membicarakan apa yang mereka pikirkan. Namun perlu dicatat bahwa feedback disini tidak hanya mengenai keluhan tetapi juga feedback yang membangun, menawarkan sarana pengembangan, dan berbagi informasi yang tidak memihak yang pada akhirnya membantu manajer untuk membuat lingkungan kerja yang lebih baik.

Ulasan Harvard Business Review (2021) dengan judul “Encourage Your Employees to Gives You Critical Feeeback” menyatakan bahwa penilaian 360 informal dapat digunakan sarana meningkatkan budaya feedback, di mana feedback didasarkan pada percakapan langsung dengan rekan kerja atau manajer daripada melibatkan survey anonim. Penilaian 360 informal juga sangat berharga untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan rekan kerja dan manajer.

Namun, manajer harus menciptakan suasana di mana pemberian feedback disadari oleh semua anggota organisasi sebagai suatu kegiatan yang positif dan membangun serta memastikan bahwa semua orang mampu menerima feedback dengan baik sebagai bagian sarana pengembangan diri yang pada akhirnya akan berdampak langsung terhadap tercapainya tujuan organisasi.

Oleh sebab itu, penyampaian feedback dapat dilakukan dengan berfokus pada beberapa hal. Pertama, feedback harus diungkapkan secara konsisten berfokus pada permasalahan pekerjaan, proses, dan hasil kinerja sehingga tidak timbul bias. Kedua, diperlukan kemampuan komunikasi yang mumpuni karena seseorang yang memberikan feedback harus mampu mendengarkan, membimbing jalur percakapan, dan pandai mengelola jalannya komunikasi. Ketiga, pemberian feedback harus berfokus pada pekerjaan yang bersangkutan dan apa yang perlu diperbaiki untuk membuatnya lebih baik. Jangan sampai memberikan feedback dengan kesan menyalahkan. Terahkir, feedback harus diberikan pada waktu yang tepat, terutama apabila feedback tersebut cenderung bersifat negatif.

Pada akhirnya, feedback dari karyawan tidak hanya sekedar kritikan belaka namun juga memberikan saran mengenai apa yang harus dilakukan oleh manajer. Feedback akan menjadi suatu bagian sistem manajemen baru yang membantu para manajer untuk memantau dan meningkatkan kinerja dengan banyak cara. (Rosa De Lima Dyah Retno Palupi, S.M., M.M., Dosen Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB