opini

Beroperasinya Bandara YIA Akan Menambah Jumlah Kunjungan Wisata di Kulon Progo, Realita atau HANYA Angan-Angan

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 14:45 WIB
Agus Setijo Purnomo (istimewa)

Beroperasinya Bandara YIA Akan Menambah Jumlah Kunjungan Wisata di Kulon Progo, Realita atau HANYA Angan-Angan

Agus Setijo Purnomo

 

Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) yang mulai beroperasi penuh pada tahun 2020 diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di wilayah Kulon Progo dan sekitarnya. Pemerintah daerah dan pelaku pariwisata menyambut kehadiran YIA dengan optimisme tinggi, mengharapkan peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan yang datang ke kawasan barat DIY yang selama ini tertinggal. Namun, setelah beberapa tahun beroperasi, pertanyaan kritis muncul: benarkah YIA telah mendorong pertumbuhan pariwisata di Kulon Progo secara nyata, ataukah ini masih sebatas angan-angan pembangunan?

Realita Lapangan: Antara Harapan dan Kenyataan Secara infrastruktur, YIA merupakan proyek ambisius dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun, jauh melebihi kapasitas Bandara Adisutjipto. Kehadirannya diperkirakan akan membuka akses langsung bagi wisatawan domestik dan mancanegara menuju Kulon Progo. Namun, data dari Dinas Pariwisata DIY menunjukkan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo pasca-beroperasinya YIA tidak mengalami lonjakan signifikan.

Faktor utama yang menjadi hambatan adalah minimnya aksesibilitas lanjutan dari bandara ke destinasi wisata Kulon Progo. Kendaraan umum terbatas saat ini masih belum terintergrasi, serta kurangnya informasi digital maupun fisik tentang objek wisata lokal membuat wisatawan lebih memilih menuju destinasi yang lebih populer dan siap seperti Yogyakarta pusat dan Gunungkidul.

Baca Juga: KR Gandeng Komunitas Musang Lari Bareng Road To KR Run 2025 di Loman Park Hotel

Kulon Progo sebenarnya memiliki potensi wisata luar biasa, dari Puncak Suroloyo, Kalibiru, Air Terjun Kembang Soka, hingga wisata edukatif dan agrowisata di Samigaluh. Namun, keterbatasan promosi terpadu, kualitas SDM pariwisata, dan minimnya amenitas menjadi hambatan nyata dalam mengoptimalkan dampak dari YIA, dan hal ini disebabkan oleh kurangnya potensi yang belum tergarap optimal.

Bandara besar tidak secara otomatis menciptakan destinasi besar. Pariwisata adalah ekosistem, bukan semata infrastruktur. Tanpa adanya investasi serius di sisi atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, kehadiran YIA akan hanya menjadi pintu keluar masuk, bukan magnet penarik.

Pendekatan pembangunan yang cenderung hanya penguatan infrastruktur tanpa menyertakan penguatan sektor sosial dan budaya menyebabkan kesenjangan. YIA dibangun dengan logika megaproyek, namun tidak dibarsamai dengan penguatan kapasitas lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar, dan integrasi strategi pariwisata yang inklusif.

Baca Juga: Investasi, Kunci Pertumbuhan dan Penurunan Kemiskinan

Kritik juga perlu diarahkan kepada kurangnya rencana induk pariwisata Kulon Progo yang terhubung dengan keberadaan YIA. Tanpa perencanaan spasial dan strategis yang integratif, hubungan antara bandara dan destinasi hanya sebatas di peta, bukan di lapangan.

Menjawab pertanyaan awal: beroperasinya YIA sebagai penambah kunjungan wisata di Kulon Progo masih cenderung menjadi angan-angan ketimbang realita. Meskipun terdapat potensi besar, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ekosistem pariwisata di Kulon Progo belum siap menyambut peluang besar ini.

Yang dibutuhkan adalah pendekatan pariwisata berbasis masyarakat, integrasi lintas sektor (transportasi, pelatihan SDM), serta komitmen jangka panjang dari pemerintah untuk tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menyemai narasi dan pengalaman pariwisata yang otentik. (Mahasiswa Prodi S2 Magister Terapan Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Politeknik Sahid Jakarta dengan dosen pembimbing Dr. Suci Sandi Wachyuni, S.TP.,M.M.,CHE /Dosen Politeknik Sahid Jakarta)

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB