KRjogja.com - Perekonomian DIY tumbuh mencapai 5,49% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,11% (yoy) pada triwulan II 2025. Pertumbuhan ekonomi DIY yang relatif tinggi dan tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa, didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi Rumah Tangga sejalan dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Adha 1446 Hijriah, liburan sekolah, serta penyelenggaraan berbagai event dan atraksi yang terjadi di triwulan II 2025. Kinerja perekonomian DIY semakin akseleratif dengan pertumbuhan sektor Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencerminkan kegiatan investasi di wilayah DIY dengan adanya proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta–Solo dan Yogyakarta–Bawen keduanya di wilayah Sleman, serta proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kamijoro di wilayah Bantul (https://www.bi.go.id/id/default.aspx).
Kinerja pertumbuhan ekonomi DIY yang relatif tinggi tersebut juga didukung dengan capaian inflasi yang terkendali dalam interval 2,5% ± 1%. Sampai tahun 2023, inflasi DIY dihitung dari 1 (satu) kota inflasi yaitu Kota Yogyakarta. Mulai Tahun 2024, inflasi DIY dihitung dari 2 (dua) kota inflasi yaitu Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul dengan tahun dasar 2022=100. Capaian inflasi pada tahun 2024 sebesar 1,28% lebih rendah daripada 2023 (3,17%), 2022 (6,49%), maupun 2021 (2,19%). Keberhasilan ini tentu merupakan capaian hasil kerja sama dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Bank Indonesia DIY melalui strategi 4K, yaitu aspek keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (https://jogjaprov.go.id/.)
Salah satu perwujudan strategi 4K tersebut adalah membentuk program Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi (MRANTASI). Dalam Bahasa Jawa, arti kata mrantasi adalah mengerjakan sesuatu dengan hati-hati dan teliti dan menyelesaikannya sampai tuntas. MRANTASI adalah program TPID DIY yang bekerja sama dengan Bank Indonesia DIY untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat dan pedagang mengenai inflasi, serta mendorong partisipasi aktif mereka dalam menjaga stabilitas harga di pasaran sejak tahun 2024. Program ini meluas ke beberapa sektor, termasuk melalui Warung Mrantasi di pasar-pasar tradisional, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pedagang tentang inflasi dan memfasilitasi transaksi digital dengan QRIS
Tujuan MRANTASI adalah mengedukasi masyarakat dan pedagang tentang dampak inflasi terhadap daya beli dan kesejahteraan, serta pentingnya menjaga stabilitas harga, mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga stabilitas harga dengan mengonsumsi secara bijak dan mencegah kepanikan belanja, memberikan pemahaman kepada pedagang mengenai strategi menghadapi inflasi, seperti manajemen stok dan efisiensi biaya, memastikan pasokan kebutuhan pokok lancar dan harga tetap stabil di pasar, dan mendorong penggunaan QRIS di Warung Mrantasi untuk mempermudah dan mempercepat transaksi. Implementasi Program MRANTASI berupa goes to school yang menjangkau sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta untuk memberikan pemahaman tentang inflasi sejak dini, Warung Mrantasi berupa perluasan program yang berlokasi di pasar-pasar tradisional, khususnya di pasar Beringharjo, dengan harapan pedagang dapat lebih memahami dan mengembangkan strategi untuk menjaga stabilitas harga, dan Dirantasi berupa program pendukung yang diluncurkan bersamaan dengan Warung Mrantasi dengan tujuan untuk mempermudah transaksi masyarakat dan pedagang melalui QRIS.
Inflasi di Indonesia berasal dari kelompok volatile food, administered prices, dan tekanan harga komoditas global. Oleh karena itu, guna menjaga inflasi Indeks Harga Konsumen dalam kisaran sasarannya yaitu 2,5 ± 1%, maka Bank Indonesia harus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) seperti yang dilakukan di DIY. Semoga program MRANTASI DIY mampu memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat dan pedagang mengenai inflasi, serta mendorong partisipasi aktif mereka dalam menjaga stabilitas harga (pengendalian inflasi). (Dr. Rudy Badrudin, M.Si.,Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta dan Pengurus ISEI Cabang Yogyakarta)