opini

Belajar dari Tragedi Trail Run Siksorogo Lawu Ultra 2025

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:42 WIB
Prof Dr H Djoko Pekik Irianto MKes AIFO.

 

KRjogja.com - SAAT INI ada trend di masyarakat sebagai salah satu model haya hidup sehat yakni olahraga lari baik yang dilakukan perseorangan maupun lomba yang diselenggarakan oleh bebagai instansi maupun komunutas mulai dalam bentuk fun run, trail run, lari jarak 5 Km, 10 Km, half marathon, marathon bahkan ultra marathon.

Trend tersebut bisa nampaknya menggeser popularitas gowes atau ber sepeda, aktivitas berlari akan memberikan dampak posistif bagi kesehatan dan kebugaran masyarakat apabila dilakukan dan dikelola dengan benar. Kita ketahui bahwa saat ini tingkat Kesehatan dan kebugaran masyarakat Indonesia masih belum menggembirakan baru sekitar 25 % masyarakat Indonesia yang memiliki kebugaran memadai, hal tersebut disebabkan oleh malas gerak (hipokinetik) dan sedentary, hasil penelitian menunjukan masyarakat Indonesiadalam sehari bergerak sekitar 3500 langkah, padahal penduduk dunia bergerak rata rata 5000 langkah, sedangkan untuk meraih kebugaran perlu 8000 langkah perhari, bahkan mayarakat jepang sudah mencapai rata rata 10.000 langkah perhari.

Baru saja kita dikejutkan adanya 2 peserta trail run Siksorogo Lawu Ultra 2025 yang meninggal diduga terkena serangan jantung. Peristiwa ini tentu menjadi duka mendalam bagi kita semua terutama penggemar olahraga lari sekaligus menjadi pembelajaran baik bagi masyarakat maupun penyelenggara event.

Untuk diketahui Trail run adalah olahraga lari yang dilakukan di hutan, padang sabana, gunung, atau bukit. Hal ini menjadikan trail run berbeda dengan jenis lari lainnya yang sering kali dilakukan di jalan raya atau trotoar. Pelari tidak hanya dituntut memerhatikan teknik lari, tetapi juga kemampuan menyusuri medan berpasir, berbatu, atau berlumpur yang memelulan stamina, kesehatan, kebugaran, dan daya tahan otot yang optimal untuk bisa menyusuri jalur yang menguras tenaga. 

Agar peristiwa tersebut tidak berulang, perlu memperhatikan berbagai hal, bagi Panitia penyelenggara:
(1) perlu memastikan event savety (keselamatan peserta dalam mengikuti event),
(2) perlu memeperhatikan pemilihan route, memperhatikan cuaca, suhu lingkungan,
(3) pengelompokan usia dan jenis kelamin,
(4) persiapan peralatan dan tenaga medis, menyediakan minuman di setiap pos yang ditentukan dan
(5) paling utama adalah memastikan peserta sehat dan bugar , hal teresebut perlu keterangan sehat, layak mengkuti event dan tidak memiliki riwayat penyalit kronis seperti jantung, asma, epilepsi, hipertensi dll.

Untuk memastikan persyaratan keselamat pihak penyelenggara wajib berkoordinasi dan menyertakan Federasi dalam Hal ini PASI (persatuan Atletik Seluruh Indonesia) atau faderasi lain yang relevan. Disamping itu penyelenggara juga perlu melibatkan berbagai intansi terkait seperti kesehatan, PMI, Polri dll. Penyelenggaran juga perlu memberikan juknis yang harus diketahui jauh jauh hari oleh peserta sebelum lomba agar mempersiapkan diri dengan baik.

Tekait persyaratan kesehatan, utamanyya bagi peserta yang mengambil jarak 10 Km atau lebih sebaiknya panitian mensyaratkan surat keterangan sehat dari dokter yang menerangkan bahwa yang bersangkutan layak lomba.

Bagi peserta lomba perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain:
(1) Pastikan memenuhi persyaratan kesehatan,
(2) tidak memiliki riwayat penyakit kronos yang beresiko seperti jantung, asma, epilepsi, hipertensi dan sejenisnya,
(3) mempersiapkan diri dengan berlatih rutin,
(4) menyiapkan dan memperhatikan kondisi fisik, cukup tidur sebelum lomba,
(5) memilih jarak sasuai kemampuan, jika memilih half marathon (21 Km) pastikan telah pernah mengikuti lomba sejenis pada jarak lebih pendek (misalnya 10 Km) dan yang paling, minum cukup saat lomba,
(6) dan yang paling utama setiap peserta berlomba sesuai kemampuan jangan memaksakan terus berlari jika sudah merasa tidak kuat. (Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes. AIFO, dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Yogyakarta, Ketua Umum KONI DI Yogyakarta Periode 2018-2021 dan 2021-2025, Ketua APKORI (Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia) 2017 – 2021, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga KEMENPORA RI 2010 - 2016)

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB