Ketika tahu bahwa pementasan ini adalah hasil karya Papermoon Puppet Theatre, yang terbayang adalah pementasan wayang boneka seperti di AADC 2. Rupanya, ekspektasi saya ini melenceng dari kenyataan.Â
Tempat pertunjukan bukanlah studio yang dibuat megah. Bentuknya persegi dan kursi penonton berada di tiga sisi panggung pementasan. Ketika memasuki studio, kami disuguhi tampilan sebuah properti kosong menyerupai kapal di balik tirai putih tembus pandang.Â
Setelah menunggu beberapa saat, seorang pemandu menyambut kami dengan sumringah. Namanya Mas Beni. Dalam perkenalannya, ia mengatakan bahwa ia adalah bagian dari kru Papermoon Puppet Theatre. Secara singkat, Mas Beni menceritakan kami tentang Teater Cerita Anak.
“Teater Cerita Anak ini merupakan kerjasama antara Papermoon Puppet Theatre dan Polyglot Theatre dari Australia. Teater ini diadakan untuk usia 2 sampai 8 tahun bersama orangtua. Pertama kali, teater ini dipentaskan di Melbourne pada 2017. Yang berbeda dari pementasan sebelumnya, kali ini kami mengizinkan ada penonton biasa. Dulu, hanya penumpang saja yang bisa datang,†begitu kira-kira penjelasan Mas Beni kepada kami.
Naluri Anak yang Begitu Murni
Selepas Mas Beni meninggalkan kami, pertunjukan dimulai. Tirai putih transparan yang membatasi kami dari panggung tak kunjung disibak.Â