Bukan hanya anak-anaknya saja. Kami juga menonton anak-anak tersebut berinteraksi dengan orang tua mereka yang juga seperti kembali ke masa kanak-kanak. Setiap pasang orang tua dan anak tampak ceria bermain bersama di panggung tersebut.
Barangkali, mereka bahkan tidak menyaksikan kami yang menonton di balik tirai. Mereka terlalu asyik merespon berbagai macam dinamika di dalam tirai sana.
Hingga akhirnya, kami menyaksikan kapal yang mereka tumpangi tiba di daratan. Kru kapal tampak sibuk membuat jembatan bagi para penumpang untuk turun ke dermaga.Â
Masing-masing penumpang turun dengan senyum di wajah mereka, kru kapal pun harus kembali berlayar dan pertunjukan sampai pada akhirnya. Percaya atau tidak, saya meninggalkan studio dengan mata berkaca-kaca.
Tidak bisa dipungkiri lagi, Cerita Anak ini berhasil menyentuh hati kami para penonton dengan cara spesialnya sendiri. Ada penonton yang meninggalkan studio dengan wajah gembira, ada pula yang terlalu sibuk menyeka air matanya.
Padahal, kesedihan dalam teater tersebut tidak ditampakkan secara gamblang. Namun, siapa yang dapat menyangka bahwa kami akan dipaksa menyaksikan kemurnian naluri anak-anak?Â
Teater Cerita Anak ini hadir bukan sebagai satu bagian tunggal. Teater ini dipentaskan sebagai bagian dari pagelaran seni ArtJog 2018. Tahun ini, pagelaran seni yang memang sudah sering ditunggu-tunggu ini hadir dengan tajuk Enlightenment dan akan diadakan pada 4 Mei hingga 4 Juni 2018. (Rahina Dyah Adani)