"Harga gabah di Kabupaten Sukoharjo tinggi diatas HPP. Itu terjadi sejak musim tanam pertama hingga panen selanjutnya nanti. Petani diuntungkan," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo terus memberikan pendampingan kepada petani dan pemantauan lahan pertanian. Sebab Kabupaten Sukoharjo mendapat program super prioritas pemerintah IP400 atau empat kali tanam padi empat kali panen padi selama satu tahun.
Hasil pemantauan diketahui belum ada temuan harga gabah anjlok di wilayah Kabupaten Sukoharjo sejak musim tanam pertama hingga ketiga sekarang. Harga gabah selalu diatas HPP.
Baca Juga: Cerita Bima Perkasa, Pilih Sosok Perempuan Jadi Manajer Tim
"Kami juga beri perlindungan agar petani tidak dirugikan dengan ulah oknum mempermainkan pasar dengan membuat harga gabah seenaknya. Sebab penentuan harga gabah sudah ada aturannya dari pemerintah," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, ditengah kondisi harga gabah tinggi dan panen melimpah membuat stok beras di wilayah Kabupaten Sukoharjo melimpah.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo berharap surplus beras pada tahun 2021 dan tahun 2022 lalu bisa meningkat sampai tahun 2023 ini. Peningkatan diharapkan terjadi mengingat petani melakukan empat kali tanam padi dan empat kali panen padi.
Baca Juga: Yu Djum Launching Gudeg Kaleng Jogja
"Apabila sebelumnya dalam dua hingga tiga kali musim tanam dan panen padi mampu surplus beras maka sekarang dengan IP400 tentunya surplus diharapkan akan lebih meningkat lagi," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo mencatat stok beras di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2021 sebanyak 184.449 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat di Kabupaten Sukoharjo hanya 80.217 ton. Artinya ada surplus beras sebanyak 104.232 ton.
Bagas menambahkan, Kabupaten Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jawa Tengah. Meskipun terdampak Pandemi Covid-19 dan anomali iklim, Kabupaten Sukoharjo masih mampu surplus beras sebesar 138.000 ton beras di tahun 2022.
Sedangkan realisasi produksi padi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2022 sebesar 308.688 ton GKG (Gabah Kering Giling) dengan produktivitas rata-rata sebesar 64,03 kuintal/hektar GKG. (*)